Masih ingat kutipan legendaris dari Harvard Business Review tahun 2012 yang menyebut Data Scientist sebagai “The Sexiest Job of the 21st Century”? Lebih dari satu dekade berlalu, pertanyaannya sekarang adalah: apakah “keseksian” itu masih berlaku, atau pasarnya sudah jenuh?
Bagi Anda yang sedang menempuh pendidikan di jurusan Data Science, Statistika, atau Informatika, kabar baiknya adalah grafik permintaannya belum turun. Justru, peran ini berevolusi. Di era di mana AI generatif (seperti ChatGPT) mendominasi, lulusan data science tidak hanya dicari untuk mengolah angka, tapi untuk melatih kecerdasan buatan.
Mari kita bedah realita prospek kerja jurusan Data Science di Indonesia, mulai dari spesialisasi pekerjaan hingga bocoran gajinya.
Bukan Sekadar “Data Scientist”: Peta Karier Lulusan Data
Banyak mahasiswa yang terjebak berpikir bahwa lulusan jurusan ini hanya bisa menjadi Data Scientist. Padahal, payung kariernya sangat luas. Industri saat ini membutuhkan spesialisasi yang lebih tajam.
Berikut adalah peluang karier utama yang paling dicari HRD di tahun 2024-2025:
1. Data Scientist (Sang Nahkoda Algoritma)
Ini adalah peran klasik. Tugas utamanya bukan sekadar membuat grafik, tapi membangun model prediktif. Anda akan menggunakan Machine Learning untuk memprediksi tren masa depan.
-
Tanggung Jawab: Membangun model ML, melakukan cleaning data tingkat lanjut, dan memberikan rekomendasi strategis ke manajemen.
-
Skill Wajib: Python/R, SQL, Scikit-Learn, TensorFlow.
2. Data Analyst (Pintu Masuk Paling Populer)
Sering dianggap sebagai “adik” dari Data Scientist, padahal perannya krusial. Data Analyst lebih berfokus pada analisis deskriptif—mencari tahu apa yang sudah terjadi dan mengapa itu terjadi.
-
Tanggung Jawab: Membuat dashboard visualisasi data, menyajikan laporan harian/bulanan, menerjemahkan angka menjadi insight bisnis.
-
Skill Wajib: Excel (Advanced), SQL, Tableau/PowerBI, Komunikasi Bisnis.
3. Data Engineer (Si Arsitek Infrastruktur)
Fakta menarik: Di banyak perusahaan teknologi besar, gaji Data Engineer seringkali lebih tinggi daripada Data Scientist. Mengapa? Karena tanpa Data Engineer yang membangun pipa data (pipeline) yang rapi, Data Scientist tidak bisa bekerja.
-
Tanggung Jawab: Membangun infrastruktur Big Data, memastikan aliran data lancar dari server ke database.
-
Skill Wajib: Cloud (AWS/GCP), Hadoop, Spark, SQL, NoSQL.
4. AI & Machine Learning Engineer (The New ‘Sexy’)
Ini adalah evolusi prospek kerja yang paling panas saat ini. Peran ini adalah jembatan antara data science dan software engineering. Fokusnya adalah memproduksi model AI agar bisa digunakan oleh ribuan user secara real-time.
Estimasi Gaji Data Science di Indonesia (Update 2025)
Mari bicara angka. Perlu diingat, angka ini sangat bergantung pada lokasi (Jakarta vs daerah lain), jenis industri (Unicorn vs Agensi), dan portofolio Anda.
Berikut estimasi rata-rata gaji bulanan (gross) di Jakarta:
| Posisi | Level Junior (0-2 Tahun) | Level Mid (2-5 Tahun) | Level Senior (>5 Tahun) |
| Data Analyst | Rp 7.000.000 – Rp 11.000.000 | Rp 12.000.000 – Rp 18.000.000 | Rp 20.000.000++ |
| Data Scientist | Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 | Rp 16.000.000 – Rp 25.000.000 | Rp 30.000.000++ |
| Data Engineer | Rp 12.000.000 – Rp 18.000.000 | Rp 19.000.000 – Rp 30.000.000 | Rp 35.000.000++ |
Catatan Penting: Di perusahaan tech startup besar (Unicorn/Decacorn), angka untuk Fresh Graduate bisa menyentuh Rp 15.000.000 jika kandidat memiliki kemampuan teknis yang luar biasa.
Gap Kompetensi: Apa yang Tidak Diajarkan di Kampus?
Disinilah letak tantangan sebenarnya. Lulusan jurusan Data Science seringkali jago coding, tapi gagal saat tes kerja. Berdasarkan riset kebutuhan industri, ada dua gap besar:
- Business Acumen (Pemahaman Bisnis)
Perusahaan tidak butuh model matematika yang rumit jika tidak menghasilkan uang atau efisiensi. Anda harus paham: Masalah bisnis apa yang sedang saya selesaikan dengan data ini?
- Storytelling with Data
Data Analyst yang hebat adalah pencerita yang baik. Bisakah Anda menjelaskan hasil analisis yang rumit kepada seorang CEO yang tidak mengerti statistik sama sekali?
Kesimpulan: Apakah Masih Layak Dipilih?
Jawabannya: Sangat layak, tapi persaingan makin ketat.
Era di mana “asal bisa Python langsung dapat kerja” sudah berakhir. Prospek kerja jurusan Data Science di masa depan adalah milik mereka yang adaptif—mereka yang tidak hanya mengerti data, tapi juga mengerti AI dan Bisnis.
Jadi, alih-alih khawatir apakah profesi ini masih “seksi” atau tidak, lebih baik fokus membangun portofolio yang relevan. Mulailah dengan proyek kecil, pahami satu industri secara mendalam (misal: data science untuk finance atau kesehatan), dan asah kemampuan komunikasi Anda.

