Menu Tutup

Tokoh-Tokoh Penyebar Agama Islam di Jawa Tengah

Agama Islam masuk ke Jawa Tengah sekitar abad ke-15 Masehi melalui peran para wali yang dikenal sebagai Wali Songo. Wali Songo adalah sembilan ulama yang menjadi pelopor dan pejuang pengembangan Islam di pulau Jawa. Mereka menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang bijaksana dan sesuai dengan budaya lokal. Beberapa di antara mereka juga mendirikan kerajaan dan pesantren yang menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Mas Said atau Raden Abdurrahman Said. Ia adalah putra dari adipati Tuban, Tumenggung Wilatikta. Sebelum menjadi wali, ia dikenal sebagai seorang pemberontak dan perampok yang suka berkelahi. Namun, setelah bertemu dengan Sunan Bonang, ia berubah menjadi seorang ulama yang saleh dan zuhud.

Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di daerah Demak, Kudus, Pati, Grobogan, Rembang, Blora, hingga Cirebon. Ia menggunakan metode dakwah yang santun dan bersahabat dengan masyarakat. Ia juga memanfaatkan seni dan budaya Jawa sebagai sarana dakwah, seperti wayang kulit, gamelan, tembang macapat, dan tari topeng.

Sunan Kalijaga meninggal pada tahun 1549 Masehi dan dimakamkan di Kadilangu, Demak. Ia diberi gelar Syekh Malaya karena pernah berdakwah ke Malaka.

Sunan Muria

Sunan Muria memiliki nama asli Raden Umar Said atau Raden Mas Sahid. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Soejinah, putri dari adipati Tuban. Ia juga merupakan saudara tiri dari Sunan Kudus.

Sunan Muria menyebarkan Islam di daerah Kudus, Pati, Jepara, Rembang, hingga Blora. Ia menggunakan metode dakwah yang ramah dan menyenangkan dengan mengajarkan ilmu pertanian dan peternakan kepada masyarakat. Ia juga mempopulerkan seni rebana sebagai alat dakwah.

Sunan Muria meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di Gunung Muria, Kudus. Ia diberi gelar Syekh Bantal karena sering tidur di atas bantal yang terbuat dari batu.

Sunan Kudus

Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shodiq atau Raden Ja’far Shodiq. Ia adalah putra dari Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji yang merupakan keturunan dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Ia juga merupakan saudara tiri dari Sunan Muria.

Sunan Kudus menyebarkan Islam di daerah Kudus, Demak, Pati, Jepara, hingga Semarang. Ia menggunakan metode dakwah yang toleran dan menghormati kepercayaan lokal. Ia juga membangun masjid yang menyerupai candi Hindu sebagai simbol persatuan antara umat beragama.

Sunan Kudus meninggal pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di kompleks Masjid Menara Kudus. Ia diberi gelar Syekh Waliyullah karena dianggap sebagai wali Allah.

Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah atau Fatahillah. Ia adalah putra dari Syarif Abdullah Umdatuddin atau Husain Al-Kamil yang merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur cucunya Hasan bin Ali RA. Ia juga merupakan sepupu dari Sunan Ampel.

Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di daerah Cirebon, Banten, hingga Sunda. Ia menggunakan metode dakwah yang berani dan militan dengan memimpin perang melawan penjajah Portugis. Ia juga mendirikan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten sebagai benteng pertahanan Islam.

Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1570 Masehi dan dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon. Ia diberi gelar Syekh Abdul Qodir karena pernah berguru kepada Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Baghdad.

Sunan Geseng

Sunan Geseng memiliki nama asli Raden Abdul Rahman atau Raden Bagus Geseng. Ia adalah putra dari Sunan Giri atau Raden Paku yang merupakan keturunan dari Maulana Ishaq, seorang ulama asal Asia Tengah. Ia juga merupakan saudara sepupu dari Sunan Bonang.

Sunan Geseng menyebarkan Islam di daerah Pekalongan, Batang, Kendal, hingga Semarang. Ia menggunakan metode dakwah yang sederhana dan rendah hati dengan mengajarkan ilmu tasawuf dan zikir kepada masyarakat. Ia juga membangun pesantren yang menjadi tempat belajar para santri.

Sunan Geseng meninggal pada tahun 1566 Masehi dan dimakamkan di Desa Gesing, Batang. Ia diberi gelar Syekh Maulana Maghribi karena pernah berdakwah ke Maroko.

Sunan Bonang

Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim atau Raden Maulana Makdum Ibrahim. Ia adalah putra dari Sunan Ampel atau Raden Rahmat yang merupakan keturunan dari Raja Campa, sebuah kerajaan di Vietnam. Ia juga merupakan saudara kandung dari Sunan Drajat.

Sunan Bonang menyebarkan Islam di daerah Tuban, Gresik, Lamongan, hingga Madura. Ia menggunakan metode dakwah yang cerdas dan kreatif dengan mengajarkan ilmu musik dan seni kepada masyarakat. Ia juga menciptakan tembang macapat dan gending-gending sebagai media dakwah.

Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 Masehi dan dimakamkan di Desa Bonang, Tuban. Ia diberi gelar Syekh Maulana Akbar karena memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran Islam.

Sunan Drajat

Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim atau Raden Syarifuddin. Ia adalah putra dari Sunan Ampel atau Raden Rahmat yang merupakan keturunan dari Raja Campa, sebuah kerajaan di Vietnam. Ia juga merupakan saudara kandung dari Sunan Bonang.

Sunan Drajat menyebarkan Islam di daerah Paciran, Lamongan, hingga Tuban. Ia menggunakan metode dakwah yang tegas dan disiplin dengan mengajarkan ilmu fikih dan syariat kepada masyarakat. Ia juga membangun masjid dan pesantren yang menjadi pusat pendidikan Islam.

Sunan Drajat meninggal pada tahun 1518 Masehi dan dimakamkan di Desa Drajat, Paciran, Lamongan. Ia diberi gelar Syekh Maulana Asyari karena mengikuti mazhab Imam Asyari dalam akidah.

Sunan Kudus

Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shodiq atau Raden Ja’far Shodiq. Ia adalah putra dari Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji yang merupakan keturunan dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Ia juga merupakan saudara tiri dari Sunan Muria.

Sunan Kudus menyebarkan Islam di daerah Kudus, Demak, Pati, Jepara, hingga Semarang. Ia menggunakan metode dakwah yang toleran dan menghormati kepercayaan lokal. Ia juga membangun masjid yang menyerupai candi Hindu sebagai simbol persatuan antara umat beragama.

Sunan Kudus meninggal pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di kompleks Masjid Menara Kudus. Ia diberi gelar Syekh Waliyullah karena dianggap sebagai wali Allah.

Sumber:
(1) Wali Songo, Tokoh Penyebar Islam di Pulau Jawa | Tagar. https://www.tagar.id/wali-songo-tokoh-penyebar-islam-di-pulau-jawa.
(2) Mengenal Wali Songo, Nama Lengkap, dan Wilayah Penyebaran Agama Islam …. https://regional.kompas.com/read/2022/01/04/174810878/mengenal-wali-songo-nama-lengkap-dan-wilayah-penyebaran-agama-islam-di-jawa?page=all.
(3) Sejarah Masuknya Islam di Jawa Tengah – Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/17/100000979/sejarah-masuknya-islam-di-jawa-tengah.
(4) Sejarah Wali Songo, Penyebar Agama Islam di Jawa. https://kumparan.com/berita-terkini/sejarah-wali-songo-penyebar-agama-islam-di-jawa-1z6FaR8mxBd.
(5) Mengenal Sunan Gresik sebagai Tokoh Penyebar Islam di Tanah Jawa. https://kumparan.com/berita-update/mengenal-sunan-gresik-sebagai-tokoh-penyebar-islam-di-tanah-jawa-1vBfUQWkjL1.

Lainnya: