Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi melalui aktivitas perdagangan. Diperkirakan pada abad yang sama, Islam juga masuk ke Jawa Barat, salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki banyak kerajaan dan budaya. Islam menjadi sebuah kekuatan politik di wilayah Jawa Barat pada abad ke-14/15 Masehi dengan dua kerajaan utama sebagai pusat kekuasaan Islam, yaitu Cirebon dan Banten. Melalui kedua kerajaan ini, agama Islam menyebar ke wilayah pedalaman di Jawa Barat dengan bantuan dari beberapa tokoh yang dikenal sebagai Wali Songo atau sembilan orang ulama.
Tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat yang termasuk dalam Wali Songo adalah:
– Sunan Gunung Jati. Ia adalah pendiri dan raja pertama kerajaan Cirebon. Ia lahir di Pasai, Aceh pada tahun 1448 M dan meninggal di Cirebon pada tahun 1568 M. Ia adalah keturunan dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Ia belajar agama Islam dari Sunan Ampel di Demak dan Sunan Bonang di Tuban. Ia juga pernah berkelana ke Mekkah, Turki, dan India untuk menimba ilmu. Ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, fiqih, dan tafsir. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara damai dan santun, menggunakan pendekatan budaya dan seni, serta membangun masjid dan pesantren. Ia juga berperan dalam perjuangan melawan penjajah Portugis dan VOC yang ingin menguasai jalur perdagangan di Nusantara.
– Syarif Hidayatullah. Ia adalah putra dari Sunan Gunung Jati dan Nyai Rara Santang, putri dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran. Ia lahir di Cirebon pada tahun 1470 M dan meninggal di Banten pada tahun 1568 M. Ia juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati II atau Sunan Banten. Ia adalah pendiri dan raja pertama kerajaan Banten. Ia juga merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ia belajar agama Islam dari ayahnya dan dari beberapa ulama lainnya seperti Syekh Datuk Kahfi, Syekh Nurjati, dan Syekh Quro. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara yang sama seperti ayahnya, yaitu dengan pendekatan budaya dan seni, serta membangun masjid dan pesantren. Ia juga berperan dalam perjuangan melawan penjajah Portugis dan VOC yang ingin menguasai jalur perdagangan di Nusantara.
– Syekh Nurjati. Ia adalah seorang ulama yang berasal dari tanah Arab. Ia lahir pada tahun 1409 M dan meninggal di Cirebon pada tahun 1495 M. Ia juga dikenal dengan nama Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Idhofi. Ia datang ke Jawa Barat sebagai utusan Raja Parsi bersama dengan dua puluh orang pria dan dua orang wanita. Ia diterima dengan baik oleh Ki Gedeng Jumajan Jati, penguasa Cirebon Girang saat itu. Ia mendirikan pondok pesantren di Bukit Amparan Jati (Gunung Sembung) Cirebon dan mengajarkan agama Islam kepada para bangsawan dan rakyat biasa. Ia juga menjadi guru dari Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, dan Walangsungsang (Cakrabuana). Ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, fiqih, dan tafsir. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara yang lembut dan bijaksana, menggunakan pendekatan akal dan hati, serta membangun masjid dan pesantren.
– Syekh Quro. Ia adalah seorang ulama yang berasal dari Campa, sebuah kerajaan Islam di Asia Tenggara. Ia lahir pada tahun 1380 M dan meninggal di Karawang pada tahun 1460 M. Ia adalah putra dari Syekh Hasanuddin, seorang ulama terkenal di Campa. Ia datang ke Jawa Barat bersama dengan beberapa guru agama Islam lainnya dari Campa. Ia mendirikan pondok pesantren di Quro, Karawang dan mengajarkan agama Islam kepada para bangsawan dan rakyat biasa. Ia juga menjadi guru dari Nyai Subang Larang, putri dari Ki Gedeng Tapa, penguasa Juru Labuan. Nyai Subang Larang kemudian menikah dengan Prabu Siliwangi, raja Pajajaran. Ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, fiqih, dan tafsir. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara yang ramah dan sopan, menggunakan pendekatan budaya dan seni, serta membangun masjid dan pesantren.
– Syekh Abdul Muhyi. Ia adalah seorang ulama yang berasal dari Pamijahan, Tasikmalaya. Ia lahir pada tahun 1634 M dan meninggal di Pamijahan pada tahun 1699 M. Ia adalah keturunan dari Sunan Gunung Jati melalui jalur Syarif Hidayatullah. Ia belajar agama Islam dari ayahnya yang bernama Syekh Abdul Manaf dan dari beberapa ulama lainnya seperti Syekh Abdul Karim Banten, Syekh Yusuf Makassar, dan Syekh Abdurrauf Singkel. Ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, fiqih, dan tafsir. Ia juga merupakan tokoh tarekat Sattariyah, sebuah aliran tasawuf yang mengajarkan tentang penyatuan diri dengan Allah SWT. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara yang tegas dan berwibawa, menggunakan pendekatan ilmu dan amal, serta membangun masjid dan pesantren.
Itulah beberapa tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat yang termasuk dalam Wali Songo. Mereka memiliki peran penting dalam mengembangkan Islam di wilayah ini dengan berbagai cara dan metode sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Mereka juga memiliki pengaruh besar dalam bidang politik, sosial, budaya, dan seni di Jawa Barat. Mereka layak dihormati dan diteladani sebagai para pejuang dan penerang Islam di Nusantara.
Sumber:
(1) 3. PENYEBARAN ISLAM DI JAWA BARAT – Universitas Padjadjaran. https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/pustaka_unpad_penyebaran_islam_di_jawa_barat.pdf.
(2) Para Tokoh Awal Penyebar Islam Di Jawa Barat – Sejarah Cirebon. https://www.historyofcirebon.id/2018/06/para-tokoh-awal-penyebar-isalam-di-jawa.html.
(3) Wali Songo, Tokoh Penyebar Islam di Pulau Jawa | Tagar. https://www.tagar.id/wali-songo-tokoh-penyebar-islam-di-pulau-jawa.
(4) Syekh Abdul Muhyi, Penyebar Islam di Jawa Barat dan Tokoh Tarekat …. https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/160519/syekh-abdul-muhyi-penyebar-islam-di-jawa-barat-dan-tokoh-tarekat-sattariyah.