Akhlak tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara untuk menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW. Akhlak tasawuf memiliki beberapa sumber yang menjadi landasan dan acuan bagi para sufi dalam menjalankan ajaran-ajaran tasawuf. Berikut ini adalah beberapa sumber akhlak tasawuf yang dapat kita ketahui:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber pertama dan utama akhlak tasawuf, karena Al-Qur’an adalah kalam Allah yang di dalamnya terdapat seruan-seruan yang mendorong kita agar bisa lebih dekat kepada Allah SWT³. Di antara seruan atau perintah yang berkaitan dengan akhlak tasawuf adalah:
– Zuhud, yaitu sikap tidak tergantung dan tidak terikat dengan dunia dan segala isinya, melainkan hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Contoh ayat yang menyeru zuhud adalah:
> Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124)
– Ibadah, yaitu segala bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh syariat. Contoh ayat yang menyeru ibadah adalah:
> Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. An-Nasr: 3)
– Taubat, yaitu kembali kepada Allah SWT dengan meninggalkan dosa-dosa dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Contoh ayat yang menyeru taubat adalah:
> Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur: 31)
2. As-Sunnah
As-Sunnah adalah sumber kedua akhlak tasawuf, karena As-Sunnah adalah ucapan, perbuatan, dan persetujuan Rasulullah SAW yang merupakan jabaran fungsional-praktikal dari Al-Qur’an³. Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi umat Islam dalam segala hal, termasuk dalam hal akhlak tasawuf. Di antara contoh As-Sunnah yang berkaitan dengan akhlak tasawuf adalah:
– Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh kepada Allah maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Allah akan mencukupkan urusannya.” (HR. Ahmad)
– Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
– Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kalian mati.” (HR. Tirmidzi)
3. Ijma’ Ulama
Ijma’ ulama adalah sumber ketiga akhlak tasawuf, karena ijma’ ulama adalah kesepakatan para ulama tentang suatu masalah agama yang berdasarkan dalil-dalil syar’i¹. Ijma’ ulama merupakan salah satu sumber hukum Islam yang memiliki otoritas dan kewibawaan dalam menetapkan hukum-hukum syariat. Di antara contoh ijma’ ulama yang berkaitan dengan akhlak tasawuf adalah:
– Ijma’ ulama tentang wajibnya mengikuti salah satu madzhab dalam fiqih, karena madzhab adalah hasil ijtihad para ulama yang berusaha memahami dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT dalam berbagai situasi dan kondisi.
– Ijma’ ulama tentang wajibnya menghormati dan mencintai para wali Allah, karena wali Allah adalah orang-orang yang dekat dengan Allah SWT dan memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
– Ijma’ ulama tentang wajibnya menjaga akidah yang benar dan bersih dari segala bentuk syirik, bid’ah, dan khurafat, karena akidah adalah pondasi utama dalam beragama dan berakhlak.
4. Qiyas
Qiyas adalah sumber keempat akhlak tasawuf, karena qiyas adalah analogi atau perbandingan antara suatu masalah baru dengan masalah lama yang telah ada hukumnya dalam Al-Qur’an atau As-Sunnah¹. Qiyas merupakan salah satu metode ijtihad yang digunakan oleh para ulama untuk menetapkan hukum-hukum syariat yang belum ada dalilnya secara pasti. Di antara contoh qiyas yang berkaitan dengan akhlak tasawuf adalah:
– Qiyas tentang haramnya merokok, karena merokok memiliki kesamaan dengan minum khamr (minuman keras) yang telah diharamkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Kesamaan tersebut adalah merusak kesehatan, menghabiskan harta, dan mengganggu orang lain.
– Qiyas tentang sunnahnya berdzikir dengan lisan dan hati, karena berdzikir memiliki kesamaan dengan shalat yang telah disunnahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Kesamaan tersebut adalah mengingat Allah SWT, bersyukur kepada-Nya, dan memohon pertolongan-Nya.
– Qiyas tentang sunnahnya bershalawat kepada Rasulullah SAW, karena bershalawat memiliki kesamaan dengan membaca Al-Qur’an yang telah disunnahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an. Kesamaan tersebut adalah mengagungkan kalam Allah SWT, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Sumber:
(1) Mengenal Tasawwuf: Asal-Usul, Sumber dan Fungsi Ajarannya. https://askafi.org/mengenal-tasawwuf-asal-usul-sumber-dan-fungsi-ajarannya/.
(2) Pengertian , Dasar Akhlak Tasawuf, Persamaan, Perbedaannya … – Kompasiana. https://www.kompasiana.com/dhiasyarafanaislamy/5563ded1b27a613d7ccc2883/pengertian-dasar-akhlak-tasawuf-persamaan-perbedaannya-dengan-etika-dan-moral.
(3) Sumber-sumber akhlak tasawuf – Blogger. https://arfors.blogspot.com/2016/02/sumber-sumber-akhlak-tasawuf.html.