Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha, yaitu sejak matahari terbit seukuran satu tombak (sekitar 15 menit setelah terbit) hingga menjelang waktu zuhur. Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Islam, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, tata cara, doa, dan keutamaannya secara lengkap.
Pengertian Shalat Dhuha
Kata dhuha secara bahasa berarti awal siang hari atau pagi. Sedangkan secara istilah syariah, shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha. Hukum shalat dhuha adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan sering dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Shalat dhuha juga disebut dengan shalat awwabin, yaitu shalatnya orang-orang yang kembali (bertaubat) kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa shalat dhuha merupakan salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Tata Cara Shalat Dhuha
Tata cara shalat dhuha sama seperti shalat fardhu pada umumnya, yaitu diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam. Jumlah rakaat shalat dhuha minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. Rakaat-rakaat tersebut bisa dilakukan secara berurutan atau dipisah-pisah sesuai kemampuan.
Berikut ini adalah niat dan bacaan shalat dhuha:
Niat Shalat Dhuha
Niat shalat dhuha dilakukan di dalam hati sebelum takbiratul ihram. Niatnya sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnata adh-dhuha rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala”
Jika ingin mengerjakan lebih dari dua rakaat, maka cukup mengganti kata rak’ataini dengan jumlah rakaat yang dikehendaki, misalnya:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnata adh-dhuha arba’a rak’atin lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat shalat sunnah dhuha empat rakaat karena Allah ta’ala”
Bacaan Shalat Dhuha
Bacaan shalat dhuha sama seperti bacaan shalat fardhu lainnya. Setelah takbiratul ihram, membaca doa iftitah, surah al-Fatihah, dan surah pilihan pada setiap rakaat. Pada rakaat pertama dan kedua, disunnahkan membaca surah al-Kafirun dan surah al-Ikhlas.
Setelah ruku’ dan sujud pada rakaat terakhir, duduk tasyahud akhir dan membaca doa tasyahud:
التَّحِيَّاتُ لِلّٰهِ وَالصَّلَوٰتُ وَالطَّيِّبٰتُ، السَّلٰامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكٰتُهُ، السَّلٰامُ عَلَيْنٰا وَعَلٰى عِبٰادِ اللهِ الصّٰالِحِيْن، أشْهدُ أنْ لا إله إلا الله وأشْهدُ أنّ محمدا عبده ورسوله
At-tahiyyatu lillahi was-sholawatu wat-tayyibatu. Assalamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuhu. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis-sholihin. Asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.
Artinya: “Segala penghormatan hanya milik Allah, begitu pula segala sholat dan kebaikan. Semoga keselamatan tercurah atasmu wahai Nabi, serta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan tercurah atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya sekaligus utusan-Nya.”
Kemudian membaca doa sholawat:
اﷲم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اﷲم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung.”
Setelah itu mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri:
السّلام عليكم ورحمة الله
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah
Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan atasmu”
Doa Shalat Dhuha
Setelah shalat dhuha, kita dianjurkan untuk membaca doa sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُك
Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk.
Artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu.
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْن
Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya: Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
Setelah itu, kita juga dianjurkan membaca lafal doa berikut ini:
اَللهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.
Artinya: Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.
Sebagai penutup, kita dianjurkan juga untuk menutup doa shalat Dhuha dengan lafal berikut ini sebanyak 40 atau 100 kali jika memungkinkan:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Rabbighfir lī, warhamnī, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwābur rahīm.
Artinya: Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang.
Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Shalat dhuha dapat dilakukan dengan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. Shalat dhuha dapat membawa berbagai kebaikan dan kemuliaan bagi orang yang melakukannya dengan ikhlas dan istiqamah. Berikut ini adalah beberapa keutamaan shalat dhuha yang telah diriwayatkan dari hadis-hadis shahih:
1. Setara dengan bersedekah untuk setiap persendian tubuh
Rasulullah SAW bersabda:
“Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu.” (HR Muslim)
Dari hadis ini kita dapat mengetahui bahwa shalat dhuha dapat menggantikan kewajiban bersedekah untuk setiap persendian tubuh kita. Manusia memiliki sekitar 360 persendian tubuh, yang berarti jika kita bersedekah untuk setiap persendian tubuh kita, maka kita harus mengeluarkan 360 kali sedekah dalam sehari. Namun dengan shalat dhuha dua rakaat saja, kita sudah dapat memenuhi kewajiban tersebut.
2. Termasuk shalat kaum awwabin
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat. Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.” (HR al-Hakim)
Kaum awwabin adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah SWT dari segala dosa dan kesalahan mereka. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. Dengan menjaga shalat dhuha, kita dapat termasuk dalam golongan kaum awwabin yang mulia.
3. Mendapatkan istana di surga
Rasulullah SAW bersabda:
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat dhuha memiliki keutamaan yang sangat besar di akhirat. Orang yang melaksanakan shalat dhuha dengan jumlah 12 rakaat akan mendapatkan istana di surga sebagai balasan dari Allah SWT. Istana di surga adalah salah satu nikmat yang tidak ada bandingannya di dunia.
4. Dicukupkan kebutuhan dunianya
Allah SWT berfirman:
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT akan mencukupkan kebutuhan dunia bagi orang yang melaksanakan shalat dhuha empat rakaat pada awal waktu dhuha. Kebutuhan dunia meliputi rezeki, kesehatan, keselamatan, kemudahan urusan, dan lain-lain. Allah SWT akan memberikan semua itu kepada hamba-Nya yang taat dan rajin beribadah.
5. Diampuni dosanya
Rasulullah SAW bersabda:
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat dhuha memiliki efek menghapus dosa-dosa bagi pelakunya. Dosa-dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil yang tidak melibatkan hak-hak manusia. Jika kita melaksanakan shalat dhuha secara rutin dan istiqamah, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita sebanyak apapun.