Agama Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 75% penduduk Sulawesi Tengah, sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sulawesi. ¹ Agama Islam masuk ke wilayah ini melalui berbagai jalur dan pengaruh dari kerajaan-kerajaan tetangga maupun luar daerah.
Jalur Penyebaran Islam
Para penyebar agama Islam diperkirakan memasuki Sulawesi Tengah melalui daerah-daerah tetangganya, yaitu Bone, Wajo, dan Mandar melalui jalur sebelah selatan dan barat, serta Gorontalo dan Ternate dari utara dan timur melalui Teluk Tomini dan Teluk Tolo. ¹
Jalur sebelah selatan dan barat merupakan jalur yang dibuka oleh kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang telah lebih dahulu menerima ajaran Islam dari pedagang-pedagang Gujarat, Persia, dan Arab yang datang melalui Malaka. Kerajaan-kerajaan ini kemudian melakukan ekspansi politik dan budaya ke wilayah Sulawesi Tengah, seperti Bone, Wajo, Soppeng, Luwu, dan Mandar. ⁴
Jalur utara dan timur merupakan jalur yang dibuka oleh kerajaan-kerajaan di Maluku yang juga telah lebih dahulu menerima ajaran Islam dari pedagang-pedagang Muslim yang datang dari Jawa, Sumatera, dan Malaka. Kerajaan-kerajaan ini kemudian melakukan hubungan dagang dan persekutuan dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah, seperti Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, dan Gorontalo. ⁴
Perkembangan Islam di Sulawesi Tengah
Ajaran Islam diperkirakan pertama kali memasuki wilayah Sulawesi Tengah di Buol dan Banggai, yang mana kedua daerah itu menerima ajaran Islam pada pertengahan abad ke-16 akibat pengaruh dari Ternate. ¹ Seorang raja Buol tercatat telah memiliki nama Islami, yaitu Eato Muhammad Tahir yang memerintah 1540-1595. ¹
Pada awal abad ke-17, agama Islam mulai disebarkan di Tanah Kaili oleh Dato Karama atau nama aslinya Abdullah Raqie, yang diperkirakan berasal dari Minangkabau. ¹ Dato Karama berdakwah di daerah Palu dan sekitarnya, dan karenanya raja Kaili bernama Pue Njidi kemudian memeluk agama Islam.
Pada abad ke-17 juga, agama Islam mulai berkembang di daerah pesisir Teluk Tomini dan Teluk Tolo yang sebelumnya masih menganut animisme dan dinamisme. Pengaruh Mandar begitu kuat terhadap kerajaan-kerajaan di daerah ini, bahkan sampai pada tata pemerintahan. Struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan di Teluk Tomini akhirnya terbagi dua, yaitu Pitunggota (mengikuti Bone) dan Patanggota (mengikuti Wajo). Pengaruh Mandar lainnya adalah dengan dipakainya istilah raja (sebelumnya hanya dikenal gelar Olongian atau tuan-tuan tanah). Selain pengaruh Mandar, kerajaan-kerajaan di Teluk Tomini juga dipengaruhi Gorontalo dan Ternate. Hal ini terlihat dalam struktur pemerintahannya yang sedikit banyak mengikuti struktur pemerintahan di Gorontalo dan Ternate. ²
Pada abad ke-18, agama Islam mulai menyebar ke daerah pedalaman Sulawesi Tengah, seperti Poso, Parigi, dan Tojo Una-Una. Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang yang berasal dari berbagai daerah, seperti Mandar, Bugis, Makassar, Minangkabau, dan Gorontalo. Mereka berdakwah dengan cara yang santun dan lembut, serta menghormati adat istiadat setempat. Mereka juga membantu masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan. Beberapa tokoh penyebar Islam di daerah ini antara lain Syekh Yusuf Al-Mandary, Syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman, Syekh Abdul Qadir Jailani, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. ⁴
Dampak Penyebaran Islam di Sulawesi Tengah
Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, baik dalam bidang keagamaan, sosial, budaya, maupun politik. Beberapa dampak yang dapat disebutkan antara lain:
– Masyarakat Sulawesi Tengah menjadi lebih taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah.
– Masyarakat Sulawesi Tengah menjadi lebih bersatu dan solidar dalam menghadapi tantangan dan ancaman dari luar, seperti kolonialisme Belanda dan Jepang.
– Masyarakat Sulawesi Tengah menjadi lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan agama, suku, dan budaya yang ada di daerah ini.
– Masyarakat Sulawesi Tengah menjadi lebih maju dan berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan teknologi yang dipelajari dari para ulama dan pedagang Muslim yang datang ke daerah ini.
– Masyarakat Sulawesi Tengah menjadi lebih berperan aktif dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, seperti dalam peristiwa Pemberontakan Permesta (1957-1961) dan Gerakan 30 September (1965).
Kesimpulan
Agama Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 75% penduduk Sulawesi Tengah. Agama Islam masuk ke wilayah ini melalui berbagai jalur dan pengaruh dari kerajaan-kerajaan tetangga maupun luar daerah. Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah dimulai pada abad ke-16 hingga abad ke-18 oleh para ulama dan pedagang Muslim yang berasal dari berbagai daerah. Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, baik dalam bidang keagamaan, sosial, budaya, maupun politik.
Sumber:
(1) Islam di Sulawesi Tengah – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Sulawesi_Tengah.
(2) Perkembangan Islam di Indonesia, Sejarah Awal hingga Masa … – detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5712586/perkembangan-islam-di-indonesia-sejarah-awal-hingga-masa-wali-songo.
(3) SEJARAH PROVINSI SULAWESI TENGAH – sultengprov.go.id. https://sultengprov.go.id/wp-content/uploads/2021/07/SEJARAH-SULTENG.pdf.
(4) Islam di Sulawesi Tenggara – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Sulawesi_Tenggara.