Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Sulawesi. Provinsi ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan penyebaran agama Islam di wilayahnya. Agama Islam masuk ke Sulawesi Barat melalui beberapa jalur, yaitu jalur perdagangan, jalur dakwah, dan jalur politik.
Jalur Perdagangan
Salah satu jalur penyebaran agama Islam yang terdahulu di Sulawesi Barat adalah jalur perdagangan. Sulawesi Barat memiliki beberapa pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan antara pedagang lokal dengan pedagang dari luar, seperti dari Timur Tengah, India, Cina, dan Malaka. Pelabuhan-pelabuhan tersebut antara lain adalah Mamuju, Majene, Polewali, dan Mamasa.
Pedagang-pedagang Muslim yang datang ke pelabuhan-pelabuhan tersebut tidak hanya membawa barang-barang dagangan, tetapi juga membawa ajaran agama Islam. Mereka berinteraksi dengan penduduk setempat dan menunjukkan akhlak dan perilaku yang baik sebagai contoh dari pengamalan agama Islam. Mereka juga memberikan pengetahuan tentang agama Islam kepada penduduk setempat yang tertarik untuk mempelajarinya.
Salah satu pedagang Muslim yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat adalah **Syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman** yang berasal dari Patani². Ia disebutkan telah mengislamkan **Raja Wolio dari Buton** pada tahun 1564 dan mengajarkan agama kepada penduduk setempat yang baru saja memeluk Islam². Ia juga mendirikan masjid-masjid di beberapa tempat, seperti di Salabose (Majene), Bambalamotu (Mamuju), dan Bontoala (Makassar)³.
Jalur Dakwah
Selain jalur perdagangan, jalur dakwah juga menjadi salah satu cara penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat. Jalur dakwah dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang datang ke Sulawesi Barat untuk menyebarkan ajaran agama Islam secara langsung kepada penduduk setempat. Para ulama dan mubaligh ini berasal dari berbagai daerah, seperti Aceh, Minangkabau, Jawa, Malaka, dan Timur Tengah.
Salah satu ulama yang terkenal dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat adalah **Syekh Yusuf Al-Makassari** yang berasal dari Makassar⁴. Ia adalah seorang ulama yang berani melawan penjajahan Belanda dan VOC di Sulawesi Selatan pada abad 17 M⁴. Ia ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Sri Lanka, Afrika Selatan, dan Banten⁴. Di tempat-tempat tersebut, ia tetap melakukan dakwah dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar⁴.
Syekh Yusuf Al-Makassari memiliki pengikut yang banyak di Sulawesi Barat, khususnya di daerah Mandar. Salah satu pengikutnya yang terkenal adalah **Syekh Abdul Mannan** yang berasal dari Salabose (Majene)³. Ia adalah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Banggae (Majene) pada abad 18 M³. Ia juga mendirikan masjid tua di Salabose yang menjadi pusat kegiatan keagamaan di daerah tersebut³.
Jalur Politik
Jalur politik juga menjadi salah satu faktor penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat. Jalur politik berkaitan dengan hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Barat dengan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di luar Sulawesi Barat, seperti Gowa-Tallo (Makassar), Wajo (Bugis), Bone, dan Buton¹. Hubungan ini meliputi hubungan aliansi, bawahan, atau permusuhan.
Salah satu kerajaan Islam yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat adalah **Kerajaan Gowa-Tallo** yang berpusat di Makassar¹. Kerajaan ini menerapkan konsep dwitunggal kerajaan, yaitu kerjasama antara Sultan Alaudin (raja Gowa) dan Sultan Abdullah (raja Tallo) untuk menggabungkan kerajaan demi meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan kerajaan¹. Kerajaan ini memiliki corak ekonomi maritim dan perdagangan, serta berperan sebagai pelabuhan transit bagi para pedagang internasional¹.
Kerajaan Gowa-Tallo melakukan beberapa penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Barat, seperti kerajaan Mandar dan kerajaan Mamuju¹. Penaklukan ini dilakukan untuk menambah wilayah kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Sulawesi Barat¹. Kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan oleh Gowa-Tallo harus mengakui kedaulatan Gowa-Tallo dan menerima agama Islam sebagai agama resmi¹.
Namun, tidak semua kerajaan di Sulawesi Barat mau tunduk kepada Gowa-Tallo. Beberapa kerajaan yang menolak penaklukan Gowa-Tallo adalah **Kerajaan Pasangkayu** dan **Kerajaan Mamasa**¹. Kerajaan-kerajaan ini tetap mempertahankan agama leluhur mereka, yaitu agama Aluk To Dolo¹. Agama ini merupakan agama animisme yang menghormati leluhur dan alam sebagai sumber kehidupan¹.
Kesimpulan
Penyebaran agama Islam di Sulawesi Barat memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Agama Islam masuk ke Sulawesi Barat melalui beberapa jalur, yaitu jalur perdagangan, jalur dakwah, dan jalur politik. Jalur perdagangan dilakukan oleh pedagang-pedagang Muslim yang datang ke pelabuhan-pelabuhan di Sulawesi Barat dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Jalur dakwah dilakukan oleh ulama-ulama dan mubaligh-mubaligh yang datang ke Sulawesi Barat untuk menyebarkan ajaran agama Islam secara langsung kepada penduduk setempat. Jalur politik berkaitan dengan hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Barat dengan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di luar Sulawesi Barat.
Sumber:
(1) Islam di Sulawesi Tenggara – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/
(2) Jejak Syekh Abdul Mannan, Penyebar Agama Islam di Kerajaan Banggae …. https://kumparan.com/
(3) MAKALAH SEJARAH MASUKNYA AGAMA ISLAM DI SULAWESI – Academia.edu.
(4) Kerajaan Islam di Sulawesi – Kompas.com.