Tahap Awal: Abad ke-16
Salah satu penyebar agama Islam yang terdahulu di Sulawesi Tenggara adalah Syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman yang berasal dari Patani, sebuah kerajaan Islam di semenanjung Malaya. Syekh Abdul Wahid datang ke Sulawesi Tenggara pada tahun 1564 dan berhasil mengislamkan Raja Wolio dari Buton, yaitu La Elangi Karaeng Patunru. Raja Wolio kemudian mengambil nama Islam Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis. ²³
Syekh Abdul Wahid juga mengajarkan agama Islam kepada penduduk setempat yang baru saja memeluk Islam. Ia mendirikan sebuah pesantren di Buton yang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam di wilayah tersebut. Syekh Abdul Wahid juga membantu Raja Wolio dalam membangun kerajaan Buton yang berdasarkan syariat Islam. Kerajaan Buton kemudian menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Sulawesi Tenggara. ²³
Tahap Lanjutan: Abad ke-17 hingga ke-19
Setelah masuknya Islam ke Buton, agama ini mulai menyebar ke daerah-daerah lain di Sulawesi Tenggara melalui jalur perdagangan, perkawinan, dan perang. Beberapa daerah yang menerima pengaruh Islam dari Buton antara lain Muna, Kabaena, Moramo, Kendari, dan Kolaka. ⁴
Selain Buton, ada juga beberapa kerajaan lain yang memeluk Islam di Sulawesi Tenggara, seperti Konawe, Unaaha, dan Wawonii. Konawe adalah kerajaan tertua di Sulawesi Tenggara yang berdiri sejak abad ke-13. Konawe baru memeluk Islam pada abad ke-18 ketika Raja Lakidende menyesuaikan adat setempat dengan ajaran Islam. Unaaha adalah kerajaan bawahan Konawe yang juga mengikuti jejak Konawe dalam memeluk Islam pada abad ke-18. Wawonii adalah sebuah pulau di sebelah timur Kendari yang menjadi kerajaan Islam pada abad ke-19 setelah mendapat pengaruh dari Buton dan Konawe. ⁴
Tahap Modern: Abad ke-20 hingga sekarang
Pada abad ke-20, Sulawesi Tenggara mengalami perubahan politik dan sosial yang berdampak pada perkembangan Islam di wilayah tersebut. Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, banyak ulama dan tokoh Islam yang berjuang melawan penjajah dan membela kemerdekaan Indonesia. Beberapa contoh tokoh tersebut antara lain La Ode Muhammad Idrus (pahlawan nasional), La Ode Ahmad (pemimpin perjuangan fisik), dan La Ode Husein (pemimpin perjuangan diplomasi).
Pada masa kemerdekaan Indonesia, Sulawesi Tenggara menjadi salah satu provinsi yang terbentuk pada tahun 1964. Provinsi ini kemudian mengalami perkembangan ekonomi, pendidikan, dan budaya yang cukup pesat. Islam juga berkembang di Sulawesi Tenggara dengan adanya berbagai organisasi dan lembaga keagamaan, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia, dan lain-lain. Islam juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara dalam menjalani kehidupan yang harmonis, toleran, dan beradab.
Sumber:
(1) Islam di Sulawesi Tenggara – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Sulawesi_Tenggara.
(2) Islam di Sulawesi Tengah – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Sulawesi_Tengah.
(3) Perkembangan Islam di Indonesia, Sejarah Awal hingga Masa … – detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5712586/perkembangan-islam-di-indonesia-sejarah-awal-hingga-masa-wali-songo.
(4) Perlu Tahu, Sejarah Masuknya Islam di Sulawesi | Suara Muslim. https://suaramuslim.net/sejarah-masuknya-islam-di-sulawesi/.