Psikologi Islam adalah cabang ilmu yang mempelajari perilaku, pikiran, dan jiwa manusia berdasarkan ajaran Islam. Psikologi Islam berbeda dengan psikologi barat yang lebih banyak dipengaruhi oleh paradigma positivisme dan rasionalisme yang tidak mengakui adanya realitas metafisik dan transenden. Psikologi Islam menempatkan wahyu sebagai sumber utama pengetahuan dan pedoman hidup manusia.
Pendekatan Klasik dalam Psikologi Islam
Para ulama klasik telah membahas masalah-masalah psikologis dalam karya-karya mereka, meskipun tidak secara sistematis dan terpisah dari ilmu-ilmu lain. Mereka menggunakan tiga pendekatan utama dalam kajian psikologi Islam, yaitu:
- Pendekatan skripturalis, yaitu pendekatan yang mengambil dasar dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi yang berkaitan dengan masalah jiwa, roh, akal, nafsu, hati, dan sebagainya. Pendekatan ini bersifat deduktif-normatif, yaitu setiap pernyataan dalam Al-Qur’an dan hadis diterima sebagai aksioma-psikologis tanpa memerlukan bukti empiris.
- Pendekatan falsafi atau filosofis, yaitu pendekatan yang menggunakan akal sebagai alat untuk memahami hakikat manusia dan alam semesta. Pendekatan ini bersifat induktif-spekulatif, yaitu mencoba menemukan hukum-hukum umum dari pengamatan fenomena-fenomena tertentu. Para filosof Muslim seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, dan al-Ghazali banyak membahas masalah-masalah psikologis seperti jiwa, akal, nafsu, imajinasi, ingatan, dan sebagainya.
- Pendekatan tasawufi atau sufistik, yaitu pendekatan yang menekankan aspek pengalaman batiniah manusia dalam berhubungan dengan Allah. Pendekatan ini bersifat intuitif-empiris, yaitu mengandalkan intuisi dan pengamatan langsung terhadap keadaan jiwa manusia. Para sufi Muslim seperti al-Hallaj, al-Junaid, al-Bistami, al-Qusyairi, dan Ibnu Arabi banyak membahas masalah-masalah psikologis seperti maqamat (tingkatan), ahwal (keadaan), nafs (jiwa), qalb (hati), sirr (rahasia), dan sebagainya.
Metode Penelitian dalam Psikologi Islam
Dalam upaya mengembangkan psikologi Islam sebagai ilmu yang mandiri dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Muslim saat ini, diperlukan metode penelitian yang sesuai dengan paradigma Islam. Metode penelitian dalam psikologi Islam dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
- Metode teoritis, yaitu metode yang digunakan untuk merumuskan kerangka konseptual dan teoritis psikologi Islam. Metode ini meliputi:
- Metode keyakinan (iman), yaitu metode yang mengambil dasar dari keyakinan kepada Allah sebagai pencipta dan pengatur segala sesuatu. Metode ini mengakui adanya realitas metafisik dan transenden yang tidak dapat dijangkau oleh akal semata. Metode ini juga menghormati otoritas wahyu sebagai sumber utama pengetahuan.
- Metode rasiosinasi (akal), yaitu metode yang menggunakan akal sebagai alat untuk memahami realitas fenomenal dan rasional. Metode ini mengakui adanya hukum-hukum sebab akibat yang berlaku dalam alam semesta. Metode ini juga menghargai otoritas pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
- Metode integrasi keyakinan dan rasiosinasi, yaitu metode yang mencoba menyelaraskan antara wahyu dan akal sebagai dua sumber pengetahuan yang saling melengkapi. Metode ini mengakui adanya hubungan (nisbah) antara akal dan intuisi sebagai dua fungsi jiwa manusia. Metode ini juga menghormati otoritas ulama sebagai pewaris para nabi.
- Metode otoritas (taqlid), yaitu metode yang mengambil dasar dari otoritas para ulama klasik yang telah membahas masalah-masalah psikologis dalam karya-karya mereka. Metode ini bersifat historis-kritis, yaitu menelusuri jejak pemikiran para ulama klasik dan menilai relevansinya dengan konteks zaman sekarang.
- Metode keyakinan (iman), yaitu metode yang mengambil dasar dari keyakinan kepada Allah sebagai pencipta dan pengatur segala sesuatu. Metode ini mengakui adanya realitas metafisik dan transenden yang tidak dapat dijangkau oleh akal semata. Metode ini juga menghormati otoritas wahyu sebagai sumber utama pengetahuan.
- Metode rasiosinasi (akal), yaitu metode yang menggunakan akal sebagai alat untuk memahami realitas fenomenal dan rasional. Metode ini mengakui adanya hukum-hukum sebab akibat yang berlaku dalam alam semesta. Metode ini juga menghargai otoritas pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
- Metode integrasi keyakinan dan rasiosinasi, yaitu metode yang mencoba menyelaraskan antara wahyu dan akal sebagai dua sumber pengetahuan yang saling melengkapi. Metode ini mengakui adanya hubungan (nisbah) antara akal dan intuisi sebagai dua fungsi jiwa manusia. Metode ini juga menghormati otoritas ulama sebagai pewaris para nabi.
- Metode otoritas (taqlid), yaitu metode yang mengambil dasar dari otoritas para ulama klasik yang telah membahas masalah-masalah psikologis dalam karya-karya mereka. Metode ini bersifat historis-kritis, yaitu menelusuri jejak pemikiran para ulama klasik dan menilai relevansinya dengan konteks zaman sekarang.
- Metode empiris, yaitu metode yang digunakan untuk melakukan pengujian empiris terhadap konsep-konsep dan teori-teori psikologi Islam. Metode ini meliputi:
- Metode pragmatis, yaitu metode yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaannya. Metode ini mengadopsi dan mentransformasi kerangka teori-teori psikologi kontemporer yang telah mapan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Metode ini juga menerapkan teknik-teknik pengukuran dan analisis data yang telah baku.
- Metode kritis-transformasional, yaitu metode yang lebih mengutamakan aspek kritis dan transformasionalnya. Metode ini mengkritisi dan merekonstruksi kerangka teori-teori psikologi kontemporer yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Metode ini juga menciptakan teknik-teknik pengukuran dan analisis data yang baru sesuai dengan paradigma Islam.
- Metode pragmatis, yaitu metode yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaannya. Metode ini mengadopsi dan mentransformasi kerangka teori-teori psikologi kontemporer yang telah mapan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Metode ini juga menerapkan teknik-teknik pengukuran dan analisis data yang telah baku.
- Metode kritis-transformasional, yaitu metode yang lebih mengutamakan aspek kritis dan transformasionalnya. Metode ini mengkritisi dan merekonstruksi kerangka teori-teori psikologi kontemporer yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Metode ini juga menciptakan teknik-teknik pengukuran dan analisis data yang baru sesuai dengan paradigma Islam.
Kesimpulan
Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku, pikiran, dan jiwa manusia berdasarkan ajaran Islam. Psikologi Islam memiliki metodologi kajian yang berbeda dengan psikologi barat yang lebih banyak dipengaruhi oleh paradigma positivisme dan rasionalisme. Psikologi Islam menempatkan wahyu sebagai sumber utama pengetahuan dan pedoman hidup manusia.
Metodologi kajian psikologi Islam dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pendekatan klasik dan metode penelitian. Pendekatan klasik meliputi pendekatan skripturalis, falsafi atau filosofis, dan tasawufi atau sufistik. Metode penelitian meliputi metode teoritis dan metode empiris.
Metodologi kajian psikologi Islam bertujuan untuk mengembangkan psikologi Islam sebagai ilmu yang mandiri dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Muslim saat ini.