Tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan tentang cara mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui penyucian jiwa dan hati dari segala kotoran dan penyakit. Dalam perjalanan tasawuf, seorang sufi harus melewati berbagai tahapan dan kondisi yang menguji kesabaran, ketekunan, dan keikhlasannya. Tahapan-tahapan tersebut disebut dengan **maqamat**, sedangkan kondisi-kondisi tersebut disebut dengan **ahwal**.
Pengertian Maqamat dan Ahwal
Maqamat adalah jamak dari kata maqam, yang secara bahasa berarti tempat atau kedudukan. Secara istilah, maqam adalah upaya sadar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tahapan-tahapan untuk mencapai makrifatullah, yaitu pengenalan yang mendalam tentang hakikat Allah SWT. Maqam juga bisa diartikan sebagai sifat yang menetap pada diri seseorang akibat dari usahanya sendiri¹.
Ahwal adalah jamak dari kata **hal**, yang secara bahasa berarti keadaan atau kondisi. Secara istilah, hal adalah keadaan jiwa dalam proses pendekatan diri kepada Allah SWT, yang datang tanpa disengaja dan tanpa diupayakan. Hal juga bisa diartikan sebagai pemberian atau anugerah dari Allah SWT kepada seseorang yang telah mencapai tingkat tertentu dalam maqam².
Perbedaan Maqamat dan Ahwal
Maqamat dan ahwal memiliki perbedaan sebagai berikut:
– Maqamat adalah hasil dari usaha (makaasib), sedangkan ahwal adalah hasil dari pemberian (mawaahib).
– Maqamat diperoleh dengan mengerahkan segenap upaya, seperti mujahadah, ibadah, dan riyadah. Sedangkan ahwal diperoleh tanpa melalui cara tersebut, melainkan dengan kemurahan Allah SWT.
– Maqamat bersifat permanen dan menetap pada diri seseorang, sedangkan ahwal bersifat temporer dan bisa hilang atau berubah.
– Maqamat bersifat aktif dan membutuhkan tindakan dari seseorang, sedangkan ahwal bersifat pasif dan tidak membutuhkan tindakan dari seseorang³.
Contoh Maqamat dan Ahwal
Beberapa contoh maqamat dalam tasawuf adalah:
– Taubat, yaitu kembali dari segala yang tercela menurut agama, menuju semua yang terpuji. Taubat adalah maqam pertama yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk mensucikan hati dan diri dari segala dosa yang pernah diperbuat¹.
– Warak, yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak baik dan syubhat (meragukan). Warak adalah maqam yang menunjukkan kehati-hatian seorang sufi dalam menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjauhkannya dari Allah SWT¹.
– Zuhud, yaitu sikap yang menekankan untuk meninggalkan ketergantungan jiwa pada keduniawian. Zuhud bukanlah tidak adanya harta dan duniawi lainnya pada diri seseorang, melainkan tidak adanya hati yang tergantung dan terpengaruh oleh kekayaan tersebut¹.
– Fakir, yaitu tidak adanya harta pada seseorang. Fakir adalah maqam yang menunjukkan ketergantungan seorang sufi hanya kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk lainnya¹.
– Sabar, yaitu menahan diri dari segala hal yang tidak disukai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun perasaan. Sabar adalah maqam yang menunjukkan ketabahan seorang sufi dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang datang dari Allah SWT¹.
Beberapa contoh ahwal dalam tasawuf adalah:
– Muraqabah, yaitu mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT selalu melihat dan mengetahui isi hati hambaNya, sehingga hamba tersebut selalu mengontrol bisikan-bisikan hati yang tidak baik yang bisa melalaikan, tidak ingat kepada Tuhannya².
– Al-Qurb, yaitu seorang hamba melihat dengan hatinya bahwa Allah SWT dekat dengan dirinya, kemudian dia mendekat kepada Allah SWT dengan melaksanakan ibadah serta mengumpulkan seluruh perhatiannya di hadapan Allah SWT, dengan cara selalu berzikir baik ketika di depan publik atau ketika sendiri².
– Mahabbah, yaitu seorang hamba melihat dengan matanya atas semua nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya, kemudian dia mencintai Allah SWT dengan segenap hatinya. Mahabbah adalah hal yang membuat seorang sufi rela berkorban untuk Allah SWT dan tidak menginginkan selain-Nya².
– Khauf, yaitu seorang hamba merasa takut kepada Allah SWT karena dosa-dosa yang telah diperbuatnya, atau karena kemungkinan terjerumus ke dalam dosa. Khauf adalah hal yang membuat seorang sufi selalu waspada dan berhati-hati dalam beramal².
– Raja’, yaitu seorang hamba berharap kepada rahmat dan ampunan Allah SWT atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Raja’ adalah hal yang membuat seorang sufi selalu optimis dan tidak putus asa dalam beribadah².
Kesimpulan
Maqamat dan ahwal adalah dua konsep penting dalam tasawuf yang berkaitan dengan perjalanan spiritual seorang sufi menuju Allah SWT. Maqamat adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dengan usaha dan tindakan, sedangkan ahwal adalah kondisi-kondisi yang dialami oleh seorang sufi tanpa usaha dan tindakan. Maqamat dan ahwal saling berkaitan dan saling melengkapi dalam membentuk karakter dan kualitas seorang sufi.
Sumber:
(1) Pengertian dan Contoh Maqamat dan al-Ahwal dalam Tasawuf. https://www.bacaanmadani.com/2017/12/pengertian-dan-contoh-maqamat-dan-al.html.
(2) Tahapan Kondisi Spiritual atau Ahwal dalam Tasawuf. https://bincangsyariah.com/khazanah/tahapan-kondisi-spiritual-atau-ahwal-dalam-tasawuf/.
(3) Konsep Maqam dan Ahwal dalam Tasawuf – IBTimes.ID. https://ibtimes.id/konsep-maqam-dan-ahwal-dalam-tasawuf/.
(4) MAQAM DAN AHWAL: MAKNA DAN HAKIKATNYA DALAM PENDAKIAN MENUJU TUHAN. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4920/3243.