Tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui penyucian jiwa dan hati dari segala kotoran dan penyakit hati. Dalam tasawuf, terdapat dua konsep penting yang berkaitan dengan perjalanan spiritual seorang sufi, yaitu maqamat dan ahwal.
Pengertian Maqamat
Maqamat menurut bahasa adalah tahapan, sedangkan menurut istilah adalah upaya sadar untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui tahapan-tahapan untuk mencapai makrifatullah, di mana upaya tersebut telah menjadi sifat yang menetap pada diri seseorang. Maqamat merupakan hasil dari usaha dan ikhtiar seorang sufi dalam membersihkan diri dari noda-noda dosa dan hawa nafsu. Maqamat juga menunjukkan kedudukan hamba dalam pandangan Allah Swt. berdasarkan apa yang telah diusahakan.
Contoh Maqamat
Para sufi berbeda-beda dalam menyebutkan jumlah maqamat, namun secara umum ada beberapa maqam yang sering disebutkan, antara lain:
– Taubat, yaitu kembali dari segala yang tercela menurut agama, menuju semua yang terpuji. Taubat adalah pintu awal untuk memulai perjalanan menuju Allah Swt. Allah Swt. memerintahkan hambanya agar bertaubat dengan taubat yang semurni-murninya.
– Wara’, yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak baik dan syubhat. Wara’ adalah tanda dari kehati-hatian seorang sufi dalam menjaga diri dari kemurkaan Allah Swt.
– Zuhud, yaitu suatu sikap yang menekankan untuk meninggalkan ketergantungan jiwa pada keduniawian. Zuhud bukanlah tidak adanya harta dan duniawi lainnya pada diri seseorang. Orang zuhud mungkin kaya namun hatinya tidak tergantung dan terpengaruh oleh kekayaannya.
– Fakir, yaitu tidak adanya harta pada seseorang atau tidak adanya keinginan untuk memiliki harta. Fakir adalah tingkatan lebih tinggi dari zuhud, karena orang fakir tidak hanya tidak bergantung pada dunia, tetapi juga tidak mengharapkan dunia.
– Sabar, yaitu menahan diri dari segala hal yang tidak disukai oleh Allah Swt., baik berupa musibah, godaan, atau cobaan. Sabar adalah bukti dari kekuatan iman dan keteguhan hati seorang sufi dalam menghadapi segala rintangan dalam perjalanan menuju Allah Swt.
Pengertian Ahwal
Ahwal menurut bahasa adalah keadaan, sedangkan menurut istilah yaitu keadaan jiwa dalam proses pendekatan diri kepada Allah Swt., di mana keadaan tersebut masih temporer belum menetap dalam jiwa. Ahwal merupakan anugerah atau karunia dari Allah Swt. kepada seseorang hamba pada suatu waktu, baik sebagai buah dari amal saleh yang mensucikan jiwa atau sebagai pemberian semata. Ahwal juga menunjukkan situasi kejiwaan seorang sufi yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi hatinya.
Contoh Ahwal
Para sufi juga berbeda-beda dalam menyebutkan jumlah ahwal, namun secara umum ada beberapa hal yang sering disebutkan, antara lain:
– Khauf, yaitu rasa takut kepada Allah Swt. karena dosa-dosa yang telah dilakukan atau karena azab yang akan ditimpakan. Khauf adalah salah satu cara untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjauhi maksiat.
– Raja’, yaitu rasa harap kepada Allah Swt. karena rahmat dan ampunan-Nya atau karena pahala yang akan diberikan. Raja’ adalah salah satu cara untuk meningkatkan semangat dalam beribadah dan beramal saleh.
– Mahabbah, yaitu rasa cinta kepada Allah Swt. karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan indah. Mahabbah adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan merasakan kelezatan dalam beribadah.
– Syauq, yaitu rasa rindu kepada Allah Swt. karena kerinduan untuk bertemu dengan-Nya atau melihat wajah-Nya. Syauq adalah salah satu cara untuk meninggalkan segala hal yang menghalangi perjalanan menuju Allah Swt.
– Uns, yaitu rasa dekat dan nyaman dengan Allah Swt. karena kesadaran bahwa Allah Swt. selalu bersama dan melihatnya. Uns adalah salah satu cara untuk merasakan kehadiran Allah Swt. dalam setiap saat dan keadaan.
Perbedaan Maqamat dan Ahwal
Dari pengertian di atas, dapat diketahui beberapa perbedaan antara maqamat dan ahwal, antara lain:
– Maqamat merupakan hasil dari usaha dan ikhtiar seorang sufi, sedangkan ahwal merupakan anugerah dan karunia dari Allah Swt.
– Maqamat menunjukkan kedudukan hamba dalam pandangan Allah Swt., sedangkan ahwal menunjukkan situasi kejiwaan seorang sufi.
– Maqamat merupakan sifat yang menetap pada diri seseorang, sedangkan ahwal merupakan keadaan yang temporer dan belum menetap.
– Maqamat dapat dicapai dengan usaha yang terus menerus, sedangkan ahwal dapat datang dan pergi tanpa bisa diprediksi.
Kesimpulan
Maqamat dan ahwal dalam tasawuf adalah dua konsep penting yang berkaitan dengan perjalanan spiritual seorang sufi menuju Allah Swt. Maqamat adalah tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dengan usaha dan ikhtiar yang menetap pada dirinya, sedangkan ahwal adalah keadaan-keadaan jiwa yang dianugerahkan oleh Allah Swt. kepada seorang sufi dengan sifat yang temporer dan berubah-ubah. Maqamat dan ahwal saling berkaitan dan saling melengkapi dalam membantu seorang sufi untuk mencapai tujuan akhir tasawuf, yaitu makrifatullah atau pengenalan diri kepada Allah Swt.