Menu Tutup

Bitcoin Ordinals dan NFT di Jaringan Bitcoin: Revolusi Baru Aset Digital di Blockchain Pionir

Dunia cryptocurrency dan teknologi blockchain terus berkembang pesat, menghadirkan inovasi yang tak terduga. Salah satu perkembangan paling menarik dan menjadi perbincangan hangat belakangan ini adalah kemunculan Bitcoin Ordinals dan Non-Fungible Token (NFT) di jaringan Bitcoin. Selama bertahun-tahun, Bitcoin dikenal primarily sebagai “emas digital” – penyimpan nilai dan sistem pembayaran peer-to-peer. Namun, dengan hadirnya Ordinals, paradigma ini mulai bergeser, membuka pintu bagi fungsionalitas baru yang sebelumnya lebih identik dengan blockchain lain seperti Ethereum.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu Bitcoin Ordinals dan bagaimana NFT dapat eksis di jaringan Bitcoin. Kita akan menjelajahi teknologi di baliknya, perbedaannya dengan NFT tradisional, potensi, serta kontroversi yang menyertainya.

Memahami Bitcoin: Landasan Utama

Sebelum menyelami Ordinals dan NFT Bitcoin, penting untuk memahami beberapa konsep dasar Bitcoin. Bitcoin adalah cryptocurrency pertama yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto (pseudonim) pada tahun 2009. Jaringannya diamankan oleh mekanisme konsensus yang disebut Proof-of-Work (PoW), di mana para penambang (miners) memecahkan teka-teki matematika kompleks untuk memvalidasi transaksi dan membuat blok baru. Satuan terkecil dari Bitcoin disebut satoshi (sat), di mana 1 Bitcoin setara dengan 100 juta satoshi.

Selama bertahun-tahun, pengembangan utama pada Bitcoin difokuskan pada peningkatan keamanan, skalabilitas, dan privasi. Pembaruan penting seperti Segregated Witness (SegWit) pada tahun 2017 dan Taproot pada tahun 2021 secara tidak langsung membuka jalan bagi inovasi seperti Ordinals. SegWit meningkatkan batas ukuran blok dengan memisahkan data tanda tangan dari data transaksi, sementara Taproot meningkatkan efisiensi, privasi, dan kemampuan scripting pada jaringan Bitcoin.

Apa Itu Bitcoin Ordinals? Teori dan Inskripsi

Bitcoin Ordinals adalah sebuah konsep dan protokol yang diperkenalkan oleh Casey Rodarmor pada Januari 2023. Inti dari Ordinals adalah Ordinal Theory, sebuah metode untuk mengidentifikasi dan melacak setiap satoshi secara individual berdasarkan urutan penambangannya.

Menurut Ordinal Theory:

  1. Penomoran Unik: Setiap satoshi diberi nomor seri unik berdasarkan urutan kronologis saat ia ditambang dan pertama kali dimasukkan ke dalam output transaksi. Nomor ini disebut “ordinal number”.
  2. Pelacakan Individu: Dengan nomor ordinal ini, setiap satoshi dapat dilacak secara individual saat berpindah dari satu alamat ke alamat lain dalam transaksi Bitcoin. Ini memberikan identitas unik pada setiap satoshi.

Proses “menempelkan” atau “mengukir” data pada satoshi individual inilah yang disebut inscription (inskripsi). Data yang diinskripsikan bisa beragam, mulai dari teks, gambar (seperti JPEG atau PNG), video pendek, audio, hingga kode perangkat lunak. Ketika sebuah satoshi diinskripsikan dengan data, ia menjadi artefak digital unik yang tidak dapat diubah (immutable) dan tersimpan secara permanen di blockchain Bitcoin.

Bagaimana Inskripsi Bekerja Secara Teknis?

Inskripsi dimungkinkan berkat pembaruan SegWit dan Taproot. Secara teknis, data inskripsi disimpan di bagian witness dari sebuah transaksi Bitcoin. Bagian witness diperkenalkan oleh SegWit dan awalnya dirancang untuk menyimpan data tanda tangan (signatures) secara terpisah dari data input dan output transaksi. Taproot lebih lanjut meningkatkan fleksibilitas bagian witness, memungkinkan penyimpanan data arbitrer yang lebih besar.

Proses inskripsi melibatkan pembuatan transaksi Bitcoin khusus yang menyertakan data yang ingin diinskripsikan di dalam witness field. Data ini “dibungkus” dalam sebuah script yang memastikan data tersebut tercatat di blockchain tetapi tidak dieksekusi sebagai instruksi transaksi standar. Dengan demikian, satoshi yang menjadi bagian dari output transaksi tersebut akan membawa “muatan” data inskripsi. Karena data ini berada langsung di blockchain Bitcoin, ia mewarisi keamanan dan desentralisasi jaringan Bitcoin.

NFT di Jaringan Bitcoin: Lebih dari Sekadar Ordinals

Meskipun Bitcoin Ordinals seringkali disamakan dengan NFT, dan memang banyak Ordinals yang berfungsi sebagai NFT, penting untuk memahami perbedaannya.

  • Bitcoin Ordinals (sebagai NFT): Ketika sebuah satoshi diinskripsikan dengan data unik (seperti karya seni digital), ia secara efektif menjadi non-fungible. Artinya, satoshi tersebut tidak lagi dapat dipertukarkan secara setara dengan satoshi lainnya karena ia membawa nilai intrinsik dari data yang diinskripsikan. Ini adalah bentuk NFT yang paling umum di jaringan Bitcoin saat ini.
  • NFT di Layer-2 Bitcoin: Selain Ordinals yang berada di layer-1 (lapisan dasar) Bitcoin, solusi layer-2 seperti Stacks dan Rootstock (RSK) juga telah memungkinkan pembuatan NFT di ekosistem Bitcoin. Layer-2 ini adalah blockchain terpisah yang terhubung ke blockchain utama Bitcoin, menawarkan fungsionalitas smart contract yang lebih canggih, mirip dengan Ethereum. NFT yang dibuat di layer-2 ini mungkin memiliki mekanisme dan karakteristik yang berbeda dari Ordinals.
  • Konsep Lain seperti Bitcoin Stamps: Ada juga protokol lain seperti Bitcoin Stamps (SRC-20) yang menawarkan cara alternatif untuk menyematkan data pada Unspent Transaction Outputs (UTXO) Bitcoin, menciptakan bentuk lain dari aset digital permanen di jaringan Bitcoin.

Perbedaan utama NFT di Bitcoin (khususnya Ordinals) dengan NFT di blockchain seperti Ethereum adalah:

  1. Penyimpanan Data: Mayoritas NFT Ethereum menyimpan metadata dan aset digitalnya secara off-chain (di luar blockchain), misalnya di InterPlanetary File System (IPFS), dan hanya pointer atau tautan ke aset tersebut yang disimpan di blockchain. Sebaliknya, data inskripsi Ordinals disimpan sepenuhnya on-chain (langsung di blockchain Bitcoin). Ini membuatnya lebih permanen dan tahan sensor, tetapi juga lebih mahal dan terbatas dalam ukuran data.
  2. Smart Contracts: NFT Ethereum sangat bergantung pada smart contracts (misalnya, standar ERC-721 atau ERC-1155) untuk fungsionalitas seperti royalti otomatis, mekanisme minting yang kompleks, dan interoperabilitas dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) lainnya. Bitcoin Ordinals di layer-1 tidak memiliki kemampuan smart contract secanggih itu. Fungsionalitasnya lebih sederhana dan melekat pada satoshi itu sendiri.
  3. Kematangan Ekosistem: Ekosistem NFT Ethereum jauh lebih matang dengan berbagai marketplace, dompet, dan alat pendukung yang sudah mapan. Ekosistem untuk Bitcoin Ordinals dan NFT Bitcoin masih dalam tahap awal pengembangan, meskipun berkembang sangat pesat.

BRC-20: Token Fungible di Atas Ordinals

Selain NFT (aset non-fungible), protokol Ordinals juga memfasilitasi pembuatan token fungible di jaringan Bitcoin melalui standar eksperimental yang disebut BRC-20. Terinspirasi oleh standar ERC-20 Ethereum, BRC-20 memungkinkan pengguna untuk membuat dan mentransfer token yang dapat dipertukarkan di atas blockchain Bitcoin.

Cara kerja BRC-20 melibatkan inskripsi data JSON (JavaScript Object Notation) ke satoshi untuk menentukan fungsi token seperti deploy (penerbitan), mint (pencetakan), dan transfer (pengiriman). Meskipun masih sangat baru dan memiliki keterbatasan dibandingkan ERC-20 (misalnya, tidak ada interaksi smart contract yang kompleks), BRC-20 telah memicu gelombang baru eksperimen dengan tokenisasi di Bitcoin.

Contoh Proyek Bitcoin Ordinals dan NFT

Sejak kemunculannya, berbagai proyek Ordinals dan koleksi NFT telah menarik perhatian:

  • Ordinal Punks: Salah satu koleksi pertama yang mendapatkan popularitas, terinspirasi oleh CryptoPunks di Ethereum.
  • Taproot Wizards: Koleksi yang dibuat oleh salah satu pendukung awal Ordinals, Udi Wertheimer, yang menampilkan gambar penyihir yang digambar tangan.
  • Bitcoin Frogs: Koleksi gambar katak dengan berbagai atribut yang diperdagangkan di berbagai marketplace Ordinals.
  • TwelveFold oleh Yuga Labs: Kreator Bored Ape Yacht Club (BAYC) juga memasuki ranah Ordinals dengan koleksi seni generatif berjumlah terbatas.
  • Proyek BRC-20: Token seperti ORDI (token BRC-20 pertama) dan SATS telah mengalami volume perdagangan yang signifikan, menunjukkan minat pada token fungible di Bitcoin.

Keuntungan dan Potensi Bitcoin Ordinals serta NFT Bitcoin

Kemunculan Ordinals dan NFT di Bitcoin membawa sejumlah keuntungan dan potensi:

  1. Keamanan dan Imutabilitas Bitcoin: Aset digital yang diinskripsikan pada satoshi mewarisi tingkat keamanan dan ketidakberubahan tertinggi dari jaringan Bitcoin, yang telah teruji selama lebih dari satu dekade.
  2. Penyimpanan On-Chain Sejati: Data yang tersimpan langsung di blockchain Bitcoin menawarkan tingkat permanen yang lebih tinggi dibandingkan penyimpanan off-chain yang rentan terhadap hilangnya data jika server penyimpanan gagal.
  3. Kasus Penggunaan Baru untuk Bitcoin: Ordinals memperluas fungsionalitas Bitcoin di luar sekadar mata uang digital, membuka peluang untuk seni digital, koleksi, identitas terdesentralisasi, dan bentuk aset digital lainnya.
  4. Peningkatan Pendapatan bagi Penambang: Aktivitas terkait Ordinals dan BRC-20 meningkatkan permintaan akan ruang blok Bitcoin, yang pada gilirannya meningkatkan biaya transaksi. Ini memberikan insentif ekonomi tambahan bagi para penambang, yang menjadi semakin penting seiring dengan berkurangnya block reward Bitcoin melalui mekanisme halving.
  5. Menarik Pengguna dan Pengembang Baru: Inovasi ini menarik perhatian komunitas baru, termasuk seniman, kolektor, dan pengembang yang sebelumnya mungkin lebih fokus pada ekosistem blockchain lain.

Kekurangan, Tantangan, dan Kontroversi

Meskipun menjanjikan, Bitcoin Ordinals dan NFT Bitcoin juga menghadapi sejumlah tantangan dan kontroversi:

  1. Peningkatan Ukuran Blockchain (Bloat): Penyimpanan data non-finansial seperti gambar dan video secara langsung di blockchain Bitcoin dapat menyebabkan blockchain membengkak lebih cepat. Ini berpotensi meningkatkan biaya menjalankan node penuh Bitcoin dan mengancam desentralisasi jaringan dalam jangka panjang.
  2. Kenaikan Biaya Transaksi: Peningkatan permintaan ruang blok akibat inskripsi telah menyebabkan lonjakan biaya transaksi di jaringan Bitcoin. Hal ini dapat membuat transaksi Bitcoin reguler menjadi lebih mahal dan kurang menarik untuk penggunaan sehari-hari, terutama untuk transaksi bernilai kecil.
  3. Perdebatan Filosofis Komunitas: Ada perdebatan sengit dalam komunitas Bitcoin mengenai apakah penggunaan blockchain untuk menyimpan data arbitrer sejalan dengan visi awal Satoshi Nakamoto untuk Bitcoin sebagai sistem kas elektronik peer-to-peer. Sebagian pihak berpendapat bahwa Ordinals adalah penyalahgunaan sumber daya jaringan, sementara yang lain melihatnya sebagai evolusi alami dan pemanfaatan penuh kemampuan Bitcoin.
  4. Keterbatasan Fungsionalitas: Dibandingkan NFT di blockchain dengan smart contract yang matang seperti Ethereum, Ordinals memiliki fungsionalitas yang lebih terbatas (misalnya, tidak ada royalti on-chain yang kompleks atau interaksi dApp yang rumit).
  5. Infrastruktur yang Masih Berkembang: Dompet, marketplace, dan alat pendukung untuk Bitcoin Ordinals masih dalam tahap pengembangan. Pengalaman pengguna mungkin belum semulus ekosistem NFT yang lebih mapan.
  6. Risiko Regulasi: Seperti halnya aset kripto lainnya, status regulasi Bitcoin Ordinals dan NFT Bitcoin masih belum jelas di banyak yurisdiksi.

Ekosistem dan Alat Pendukung

Meskipun masih baru, ekosistem untuk Bitcoin Ordinals berkembang pesat. Beberapa dompet populer yang mendukung Ordinals antara lain:

  • Xverse Wallet
  • Leather Wallet (sebelumnya Hiro Wallet)
  • UniSat Wallet
  • Ordinals Wallet

Marketplace utama untuk memperdagangkan Bitcoin Ordinals dan NFT Bitcoin meliputi:

  • Magic Eden
  • OKX Ordinals Marketplace
  • Gamma.io
  • UniSat Marketplace

Selain itu, berbagai alat penjelajah (explorer) dan layanan inskripsi juga telah muncul untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan Ordinals.

Tren Terkini dan Masa Depan

Tren Bitcoin Ordinals dan NFT di jaringan Bitcoin menunjukkan dinamika yang menarik:

  • Adopsi yang Cepat: Sejak diluncurkan, jumlah inskripsi telah meroket, menunjukkan minat yang besar dari pengguna dan kreator.
  • Inovasi Berkelanjutan: Standar baru seperti BRC-20 dan eksperimen dengan kasus penggunaan yang lebih kompleks terus bermunculan. Protokol seperti Runes, yang bertujuan untuk menciptakan token fungible yang lebih efisien di Bitcoin, juga sedang dikembangkan oleh Casey Rodarmor.
  • Perhatian dari Pemain Besar: Marketplace NFT besar dan perusahaan investasi mulai melirik dan mendukung ekosistem Ordinals.
  • Perdebatan yang Berlanjut: Diskusi mengenai dampak Ordinals terhadap jaringan Bitcoin dan arah pengembangannya di masa depan akan terus menjadi topik hangat.

Masa depan Bitcoin Ordinals dan NFT di Bitcoin kemungkinan akan melibatkan:

  1. Pengembangan Infrastruktur: Peningkatan dompet, marketplace, dan alat pengembang untuk mempermudah pembuatan, pengelolaan, dan perdagangan aset digital ini.
  2. Solusi Skalabilitas: Potensi penggunaan solusi layer-2 atau sidechain untuk mengatasi masalah biaya dan kepadatan jaringan, sambil tetap memanfaatkan keamanan layer-1 Bitcoin.
  3. Kasus Penggunaan yang Lebih Matang: Eksplorasi kasus penggunaan di luar seni dan koleksi, seperti untuk identitas digital, sertifikat kepemilikan, atau bahkan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang lebih sederhana.
  4. Klarifikasi Regulasi: Seiring dengan berkembangnya pasar, regulator kemungkinan akan memberikan perhatian lebih, yang dapat memengaruhi adopsi dan penggunaan.
  5. Evolusi Protokol Bitcoin: Komunitas Bitcoin mungkin akan mempertimbangkan pembaruan protokol di masa depan yang dapat mengakomodasi atau mengelola dampak dari aktivitas terkait Ordinals, meskipun ini biasanya merupakan proses yang panjang dan penuh perdebatan.

Kesimpulan: Babak Baru untuk Bitcoin

Bitcoin Ordinals dan kemunculan NFT di jaringan Bitcoin menandai sebuah babak baru yang menarik dalam sejarah cryptocurrency pionir ini. Inovasi ini telah menantang persepsi tradisional tentang kemampuan Bitcoin dan membuka pintu bagi gelombang kreativitas dan eksperimen baru. Dengan memanfaatkan keamanan dan ketidakberubahan blockchain Bitcoin, Ordinals menawarkan cara unik untuk menciptakan dan memiliki aset digital yang benar-benar on-chain.

Namun, seperti halnya inovasi disruptif lainnya, Ordinals juga membawa serta tantangan teknis, perdebatan filosofis, dan ketidakpastian. Dampaknya terhadap biaya transaksi, ukuran blockchain, dan tujuan inti Bitcoin adalah poin-poin penting yang terus didiskusikan oleh komunitas.

Terlepas dari kontroversi, tidak dapat disangkal bahwa Bitcoin Ordinals telah menyuntikkan energi baru ke dalam ekosistem Bitcoin, menarik pengguna dan pengembang baru, serta mendorong batas-batas dari apa yang dianggap mungkin dilakukan di atas blockchain paling tua dan paling aman ini. Bagaimana perkembangan ini akan membentuk masa depan Bitcoin masih harus dilihat, tetapi satu hal yang pasti: Bitcoin terus berevolusi, membuktikan ketahanan dan kemampuannya untuk beradaptasi dalam lanskap teknologi yang terus berubah. Bagi para penggemar cryptocurrency dan aset digital, era Bitcoin Ordinals adalah sesuatu yang patut untuk diikuti dengan cermat.

Lainnya: