Menu Tutup

Adab Terhadap Tetangga dalam Islam

Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. Dalam Islam, tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari gangguan dan sebagainya. Selain itu, ada sejumlah adab bagi tetangga sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn. Berikut ini adalah beberapa adab terhadap tetangga dalam Islam:

Mendahului menyampaikan salam

Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan mengucapkan salam. Tentu saja pihak yang mendahului mengucapkan salam secara akhlak lebih baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak.

Tidak lama-lama berbicara

Hidup bertetangga tidak bisa lepas dari berbicara satu sama lain. Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti menghindari ghibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya.

Tidak banyak bertanya

Mengajukan pertanyaan seperti, “Mau kemana?” merupakan salah satu cara menyapa yang sudah umum. Jika pertanyaan tersebut dijawab, ” Mau ke pasar”, maka tidak harus diajukan lagi pertanyaan yang lebih detail seperti, “Mau beli apa?”, sebab hal ini bisa berarti terlalu ingin mengetahui urusan orang lain. Cukuplah diikuti dengan ungkapan, ”Silakan” atau dalam bahasa Jawa, “ Monggo, nderekaken .”

Menjenguk yang sakit

Ketika tetangga ada yang sakit, ia berhak dikunjungi. Artinya, tetangga yang tidak sakit berkewajiban mengunjunginya tanpa memandang status sosial pihak yang sakit. Bertetangga pada dasarnya adalah berteman sehingga kesetaraan di antara mereka harus dijaga dengan baik.

Berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah

Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama kematian anggota keluarganya. Hal yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan takziah adalah ikut berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan.

Ikut bergembira atas kegembiraannya

Sebaliknya, ketika tetangga sedang mendapatkan kegembiraan seperti pernikahan, kelahiran anak, atau prestasi lainnya, hendaknya kita ikut merasakan kebahagiaannya dan memberikan ucapan selamat atau hadiah jika memungkinkan.

Berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya

Adab bertetangga juga mencakup bagaimana kita berinteraksi dengan anggota keluarga atau pembantu tetangga kita. Hendaknya kita berbicara dengan lembut dan sopan kepada mereka, tidak kasar atau merendahkan mereka.

Memaafkan kesalahan ucap

Terkadang dalam pergaulan sehari-hari, ada saja ucapan yang tidak sengaja melukai perasaan tetangga kita. Jika hal itu terjadi, hendaknya kita tidak mudah tersinggung atau marah, tetapi memaafkan kesalahan ucap tersebut dan mengingatkan secara halus jika perlu.

Menegur secara halus ketika berbuat kesalahan

Sebaliknya, jika kita melihat tetangga kita melakukan kesalahan atau maksiat, hendaknya kita tidak diam saja atau malah menyebarkan aibnya, tetapi menegur secara halus dan bijak dengan niat untuk membantu dan memberi nasihat.

Menundukkan mata dari memandang istrinya

Salah satu adab bertetangga yang sangat penting adalah menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak pantas, terutama memandang istrinya. Hal ini bisa menimbulkan fitnah dan godaan yang berbahaya bagi keimanan dan kehormatan kita.

Memberikan pertolongan ketika diperlukan

Tetangga yang baik adalah tetangga yang selalu siap membantu ketika tetangganya membutuhkan pertolongan, baik dalam hal materi maupun non-materi. Misalnya, membantu mengurus rumah ketika tetangganya sedang bepergian, atau membantu mengatasi masalah yang dihadapi tetangganya.

Tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya

Adab bertetangga yang terakhir adalah tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya. Hal ini sama dengan adab sebelumnya, yaitu menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak pantas. Pembantu perempuan tetangga kita juga memiliki hak untuk dihormati dan dilindungi dari pandangan yang tidak senonoh.

Lainnya: