Menu Tutup

Adab Menghadiri Undangan Makan dalam Islam

Islam adalah agama yang mengajarkan adab dan etika dalam segala hal, termasuk dalam hal menghadiri undangan makan dari saudara atau teman. Menghadiri undangan makan adalah salah satu bentuk memuliakan tamu dan menjalin silaturahmi sesama muslim. Namun, ada beberapa adab yang harus diperhatikan agar tidak melanggar syariat dan tidak menimbulkan masalah.

Datang Tepat Waktu

Seorang muslim yang diundang untuk makan sebaiknya datang tepat waktu tanpa menunda-nunda. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada tuan rumah yang telah bersusah payah menyediakan hidangan. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kalian diundang, maka hendaklah ia memenuhinya. Jika ia sedang berpuasa, maka hendaklah ia berdoa untuk orang yang mengundangnya. Dan jika ia tidak berpuasa, maka hendaklah ia makan.” (HR. Muslim)

Tidak Menghadiri Undangan yang Mengandung Maksiat

Seorang muslim harus selektif dalam memilih undangan yang akan dihadiri. Jika undangan tersebut mengandung maksiat, seperti musik, nyanyian, minuman keras, perjudian, atau hal-hal yang bertentangan dengan syariat islam, maka sebaiknya tidak menghadirinya. Hal ini karena menghadiri undangan yang mengandung maksiat adalah sama dengan membantu dosa dan kemungkaran. Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Makan

Sebelum makan, seorang muslim disunnahkan untuk membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim) sebagai tanda bersyukur dan mengingat Allah SWT. Setelah makan, seorang muslim disunnahkan untuk membaca hamdalah (alhamdulillahi rabbil ‘alamin) dan doa sesuai sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila seseorang di antara kalian makan sesuatu lalu ia mengucapkan: ‘Bismillah’, maka setan tidak dapat memakannya. Dan apabila ia minum sesuatu lalu ia mengucapkan: ‘Bismillah’, maka setan tidak dapat meminumnya.” (HR. Ahmad)

“Barangsiapa yang makan suatu makanan lalu ia mengucapkan: ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin aladzi ath’amana wa saqana wa ja’alana muslimin’, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Dawud)

Makan dari Pinggir Piring

Seorang muslim disunnahkan untuk makan dari pinggir piring atau tempat hidangan yang terdekat dengan dirinya. Hal ini karena pinggir piring biasanya lebih dingin dan lebih mudah dicapai. Selain itu, hal ini juga menunjukkan sikap rendah hati dan tidak serakah. Rasulullah SAW bersabda:

“Makanlah dari pinggir piring dan janganlah kalian makan dari tengahnya karena berkah itu ada di pinggir piring.” (HR. Muslim)

Tidak Membawa Orang yang Tidak Diundang

Seorang muslim harus menghormati tuan rumah yang telah mengundangnya dengan tidak membawa orang lain yang tidak diundang tanpa seizinnya terlebih dahulu. Hal ini karena membawa orang lain yang tidak diundang bisa saja menyebabkan kekurangan hidangan atau ketidaknyamanan bagi tuan rumah atau tamu lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

“Janganlah seseorang datang bersama orang lain yang tidak diundang kecuali dengan izin tuan rumah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak Membedakan Undangan dari Orang Kaya atau Miskin

Seorang muslim tidak boleh membedakan undangan dari orang kaya atau miskin. Semua undangan harus dihargai dan dihadiri dengan niat ikhlas dan silaturahmi. Tidak boleh ada rasa sombong, iri, atau meremehkan orang yang mengundang. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang mengundang kalian, maka penuhilah. Dan barangsiapa yang memberi kalian hadiah, maka terimalah.” (HR. Muslim)

Lainnya: