Pergerakan nasional Indonesia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Pergerakan nasional terjadi dalam kurun waktu 1908-1945, yang dibagi menjadi tiga periode, yaitu masa pembentukan, masa radikal, dan masa bertahan. Dalam pergerakan nasional, muncul berbagai organisasi yang berperan dalam membangkitkan kesadaran nasional, menyuarakan aspirasi rakyat, dan menentang kebijakan kolonial.
Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia
Sejarah pergerakan nasional Indonesia tidak terlepas dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah penjajahan Belanda. Selama lebih dari tiga abad, Belanda menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja di Indonesia dengan sistem tanam paksa, monopoli perdagangan, pajak tinggi, dan diskriminasi rasial. Rakyat Indonesia mengalami kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan ketidakadilan.
Namun, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terjadi perubahan-perubahan yang mempengaruhi perkembangan pergerakan nasional Indonesia. Beberapa faktor yang memicu perubahan tersebut antara lain:
- Politik etis. Pada tahun 1901, Ratu Wilhelmina dari Belanda mengumumkan politik etis atau politik balas budi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui tiga program utama, yaitu irigasi (pengairan), edukasi (pendidikan), dan imigrasi (transmigrasi). Politik etis membuka peluang bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan luas. Hal ini melahirkan kalangan terpelajar atau intelektual yang kemudian menjadi pelopor pergerakan nasional.
- Kemenangan Jepang atas Rusia. Pada tahun 1905, Jepang berhasil mengalahkan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang. Kemenangan ini menunjukkan bahwa negara Asia mampu mengalahkan negara Eropa yang dianggap lebih kuat dan maju. Hal ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi rakyat Asia, termasuk Indonesia, untuk berani melawan penjajah.
- Kebangkitan nasional di negara-negara Asia dan Afrika. Pada awal abad ke-20, banyak negara-negara Asia dan Afrika yang mulai menuntut kemerdekaan dari penjajah Eropa. Beberapa contoh adalah India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi, Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Ataturk, Cina yang dipimpin oleh Sun Yat-sen, dan Filipina yang dipimpin oleh Emilio Aguinaldo. Kebangkitan nasional ini memberikan pengaruh dan contoh bagi pergerakan nasional Indonesia.
- Perkembangan komunikasi dan transportasi. Pada awal abad ke-20, terjadi kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi. Hal ini memudahkan rakyat Indonesia untuk mendapatkan informasi dari dalam dan luar negeri, serta berinteraksi dengan berbagai kelompok dan daerah. Hal ini juga memungkinkan terbentuknya jaringan pergerakan nasional yang lebih luas dan solidaritas antarbangsa yang lebih erat.
- Tumbuhnya paham-paham baru. Pada awal abad ke-20, banyak paham-paham baru yang masuk ke Indonesia melalui media cetak, buku-buku, dan organisasi-organisasi internasional. Beberapa paham yang berpengaruh dalam pergerakan nasional adalah nasionalisme, demokrasi, sosialisme, komunisme, dan Islamisme. Paham-paham ini memberikan wawasan dan ideologi bagi rakyat Indonesia dalam berjuang melawan penjajah.
Latar Belakang Pergerakan Nasional Indonesia
Latar belakang pergerakan nasional Indonesia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam negeri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar negeri. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua aspek tersebut:
- Faktor internal. Faktor internal yang melatarbelakangi pergerakan nasional Indonesia antara lain:
- Kesadaran akan persamaan nasib dan penderitaan. Rakyat Indonesia menyadari bahwa mereka memiliki nasib dan penderitaan yang sama di bawah penjajahan Belanda. Mereka merasakan ketidakadilan, penindasan, dan eksploitasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Hal ini membangkitkan rasa solidaritas dan kebersamaan di antara mereka untuk bersatu dan berjuang demi kemerdekaan.
- Kesadaran akan identitas nasional. Rakyat Indonesia menyadari bahwa mereka memiliki identitas nasional yang berbeda dengan bangsa Belanda. Mereka memiliki sejarah, budaya, bahasa, agama, dan adat istiadat yang khas dan beragam. Hal ini membangkitkan rasa bangga dan cinta tanah air di antara mereka. Mereka juga mulai menolak asimilasi dan westernisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.
- Kesadaran akan hak-hak politik. Rakyat Indonesia menyadari bahwa mereka memiliki hak-hak politik yang harus dihormati dan dipenuhi oleh pemerintah kolonial. Mereka menuntut adanya perwakilan rakyat dalam pemerintahan, penghapusan diskriminasi rasial, pengakuan kewarganegaraan, dan kemerdekaan berpendapat dan berserikat. Mereka juga menolak kebijakan-kebijakan kolonial yang merugikan kepentingan rakyat, seperti pajak tinggi, tanam paksa, monopoli perdagangan, dan wajib militer.
- Faktor eksternal. Faktor eksternal yang melatarbelakangi pergerakan nasional Indonesia antara lain:
- Perang Dunia I (1914-1918). Perang Dunia I adalah perang global yang melibatkan banyak negara di dunia, termasuk Belanda dan sekutunya melawan Jerman dan sekutunya. Perang ini mengakibatkan kerugian besar bagi Belanda, baik dalam hal ekonomi, politik, maupun militer. Hal ini melemahkan posisi Belanda sebagai penjajah di Indonesia. Di sisi lain, perang ini juga memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memperoleh senjata dan pelatihan militer dari Jerman dan sekutunya. Hal ini meningkatkan kesiapan rakyat Indonesia untuk berperang melawan Belanda.
- Revolusi Rusia (1917). Revolusi Rusia adalah peristiwa politik yang terjadi di Rusia pada tahun 1917, yang menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II dan membentuk pemerintahan komunis di bawah pimpinan Vladimir Lenin. Revolusi ini memberikan inspirasi bagi rakyat Indonesia untuk melakukan revolusi sosial di Indonesia. Paham komunisme juga masuk ke Indonesia melalui organisasi Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang kemudian berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Paham komunisme menawarkan gagasan tentang kelas pekerja, persamaan hak, dan keadilan sosial.
- Gerakan Non-Blok (1955). Gerakan Non-Blok adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara berkembang yang tidak ingin terlibat dalam konflik antara blok Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) dan blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya) pada masa Perang Dingin. Gerakan Non-Blok didirikan pada tahun 1955 di Bandung, Indonesia, dalam sebuah konferensi yang dihadiri oleh 29 negara Asia dan Afrika. Gerakan Non-Blok memberikan dukungan moral dan politik bagi perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dari penjajahan Eropa. Rakyat Indonesia menyaksikan bahwa banyak negara-negara Asia dan Afrika yang berhasil meraih kemerdekaan dari penjajah Eropa, seperti India, Pakistan, Cina, Vietnam, dan lain-lain. Hal ini memberikan harapan dan dorongan bagi rakyat Indonesia untuk mengikuti jejak mereka. Rakyat Indonesia juga mengetahui bahwa penjajah Eropa mengalami kelemahan dan kekacauan akibat Perang Dunia II (1939-1945), yang memberikan peluang bagi rakyat Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan.
Tujuan Pergerakan Nasional Indonesia
Tujuan pergerakan nasional Indonesia adalah untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Kemerdekaan Indonesia diartikan sebagai berikut:
- Kemerdekaan politik. Kemerdekaan politik berarti Indonesia memiliki kedaulatan dan otoritas penuh atas wilayah dan rakyatnya. Indonesia berhak menentukan bentuk dan sistem pemerintahannya sendiri, tanpa campur tangan dari pihak luar. Indonesia juga berhak menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain, serta menjadi anggota organisasi internasional.
- Kemerdekaan ekonomi. Kemerdekaan ekonomi berarti Indonesia memiliki hak dan kemampuan untuk mengelola sumber daya alam dan tenaga kerja yang ada di dalam negerinya. Indonesia berhak menentukan kebijakan ekonominya sendiri, tanpa tekanan atau intervensi dari pihak luar. Indonesia juga berhak melakukan perdagangan bebas dengan negara-negara lain, serta memperoleh bantuan ekonomi yang sesuai dengan kepentingannya.
- Kemerdekaan sosial budaya. Kemerdekaan sosial budaya berarti Indonesia memiliki hak dan kebebasan untuk mengembangkan dan melestarikan identitas nasionalnya. Indonesia berhak menentukan bahasa, agama, pendidikan, seni, dan budayanya sendiri, tanpa pengaruh atau dominasi dari pihak luar. Indonesia juga berhak menghargai dan mengakui keragaman etnis, ras, suku, dan daerah yang ada di dalam negerinya.
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Organisasi pergerakan nasional Indonesia adalah kelompok-kelompok yang terbentuk dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Organisasi pergerakan nasional memiliki berbagai bentuk, tujuan, ideologi, strategi, dan basis massa yang berbeda-beda. Namun, secara umum, organisasi pergerakan nasional dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu organisasi nasionalis, organisasi komunis, dan organisasi Islam.
- Organisasi nasionalis. Organisasi nasionalis adalah organisasi yang menganut paham nasionalisme, yaitu paham yang menekankan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Organisasi nasionalis bersifat inklusif, yaitu menerima semua golongan tanpa membedakan etnis, agama, ras, atau daerah. Organisasi nasionalis juga bersifat kooperatif, yaitu bersedia bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki tujuan yang sama. Beberapa contoh organisasi nasionalis adalah:
- Boedi Oetomo (1908). Boedi Oetomo adalah organisasi pertama yang didirikan oleh kalangan terpelajar atau intelektual pada tanggal 20 Mei 1908 di Batavia (Jakarta). Boedi Oetomo berarti “usaha yang mulia” atau “usaha untuk kesempurnaan”. Tujuan Boedi Oetomo adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui pendidikan dan koperasi. Boedi Oetomo juga menjadi cikal bakal dari organisasi-organisasi nasionalis lainnya.
- Indische Partij (1912). Indische Partij adalah partai politik pertama yang didirikan oleh kalangan Indo atau campuran pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Indische Partij berarti “Partai Hindia”. Tujuan Indische Partij adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Indische Partij juga menjadi inspirasi bagi organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya.
- Sarekat Islam (1912). Sarekat Islam adalah organisasi massa pertama yang didirikan oleh kalangan pedagang dan pengusaha pada tanggal 16 Oktober 1912 di Surakarta. Sarekat Islam berarti “Persatuan Islam”. Tujuan Sarekat Islam adalah untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik rakyat Indonesia, khususnya kaum Muslim. Sarekat Islam juga menjadi organisasi pergerakan nasional terbesar pada masanya.
- Jong Java (1915). Jong Java adalah organisasi pemuda pertama yang didirikan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa pada tahun 1915 di Yogyakarta. Jong Java berarti “Pemuda Jawa”. Tujuan Jong Java adalah untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan persaudaraan di antara pemuda Jawa. Jong Java juga menjadi contoh bagi organisasi-organisasi pemuda lainnya.
- Jong Islamieten Bond (1924). Jong Islamieten Bond adalah organisasi pemuda Islam pertama yang didirikan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa pada tahun 1924 di Bandung. Jong Islamieten Bond berarti “Ikatan Pemuda Islam”. Tujuan Jong Islamieten Bond adalah untuk mengembangkan kepribadian dan keilmuan pemuda Islam, serta menyatukan mereka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jong Islamieten Bond juga menjadi salah satu pendiri dari organisasi pemuda gabungan, yaitu Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
- Partai Nasional Indonesia (1927). Partai Nasional Indonesia adalah partai politik nasionalis pertama yang didirikan oleh kalangan pemuda pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Partai Nasional Indonesia dipimpin oleh Soekarno, seorang arsitek dan aktivis yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia. Tujuan Partai Nasional Indonesia adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara total dan radikal, dengan slogan “Indonesia Merdeka”. Partai Nasional Indonesia juga menjadi partai politik terbesar dan terpopuler pada masanya.
- Organisasi komunis. Organisasi komunis adalah organisasi yang menganut paham komunisme, yaitu paham yang menekankan pentingnya kelas pekerja atau proletar dalam mencapai kemerdekaan. Organisasi komunis bersifat eksklusif, yaitu hanya menerima golongan pekerja tanpa membedakan etnis, agama, ras, atau daerah. Organisasi komunis juga bersifat konfrontatif, yaitu bersedia melakukan perlawanan bersenjata terhadap pihak yang dianggap musuh. Beberapa contoh organisasi komunis adalah:
- Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) (1914). ISDV adalah organisasi sosialis pertama yang didirikan oleh kalangan Eropa pada tahun 1914 di Semarang. ISDV berarti “Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia”. Tujuan ISDV adalah untuk menyebarkan paham sosialisme dan komunisme di Indonesia, serta membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia dari penjajahan Belanda. ISDV juga menjadi cikal bakal dari organisasi-organisasi komunis lainnya.
- Partai Komunis Indonesia (PKI) (1920). PKI adalah partai politik komunis pertama yang didirikan oleh kalangan pekerja pada tanggal 23 Mei 1920 di Semarang. PKI merupakan hasil perubahan nama dari ISDV, yang mengikuti arahan dari Komintern atau Internasional Komunis, sebuah organisasi internasional yang mengkoordinasikan gerakan komunis di seluruh dunia. Tujuan PKI adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara revolusioner, dengan slogan “Hidup Proletar Seluruh Dunia Bersatu”. PKI juga menjadi partai politik terbesar kedua setelah PNI pada masanya.
- Perserikatan Perjuangan (PP) (1926). PP adalah organisasi massa komunis pertama yang didirikan oleh kalangan petani dan buruh pada tahun 1926 di Jawa Barat. PP berarti “Persatuan Perjuangan”. Tujuan PP adalah untuk mengorganisir rakyat Indonesia dalam perlawanan bersenjata terhadap penjajah Belanda. PP juga menjadi salah satu pelaku dari Pemberontakan Komunis 1926-1927, yang merupakan pemberontakan terbesar yang dilakukan oleh PKI dan sayap-sayapnya.
- Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO) (1937). GERINDO adalah partai politik komunis kedua yang didirikan oleh kalangan nasionalis dan komunis pada tahun 1937 di Jakarta. GERINDO berarti “Gerakan Rakyat Indonesia”. Tujuan GERINDO adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara demokratis, dengan slogan “Merdeka atau Mati”. GERINDO juga menjadi salah satu partai politik yang berpartisipasi dalam Volksraad atau Dewan Rakyat, sebuah lembaga perwakilan rakyat yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.
- Organisasi Islam. Organisasi Islam adalah organisasi yang menganut paham Islam, yaitu paham yang menekankan pentingnya agama Islam dalam mencapai kemerdekaan. Organisasi Islam bersifat religius, yaitu mengutamakan nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan. Organisasi Islam juga bersifat moderat, yaitu mengambil sikap tengah antara nasionalisme dan komunisme. Beberapa contoh organisasi Islam adalah:
- Muhammadiyah (1912). Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan pertama yang didirikan oleh kalangan ulama pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah berarti “Pengikut Muhammad”. Tujuan Muhammadiyah adalah untuk melakukan pembaharuan dan pemurnian dalam ajaran dan praktik Islam, serta meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan rakyat Indonesia. Muhammadiyah juga menjadi organisasi Islam terbesar dan terorganisir pada masanya.
- Nahdlatul Ulama (NU) (1926). NU adalah organisasi sosial keagamaan kedua yang didirikan oleh kalangan ulama pada tanggal 16 Januari 1926 di Surabaya. NU berarti “Kebangkitan Ulama”. Tujuan NU adalah untuk menjaga dan mempertahankan tradisi dan mazhab Islam yang sudah ada, serta melindungi kepentingan dan hak-hak ulama dan santri. NU juga menjadi organisasi Islam terbesar kedua setelah Muhammadiyah pada masanya.
- Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) (1929). PSII adalah partai politik Islam pertama yang didirikan oleh kalangan Sarekat Islam pada tahun 1929 di Jakarta. PSII merupakan hasil pecahnya Sarekat Islam menjadi dua fraksi, yaitu fraksi nasionalis dan fraksi Islam. Tujuan PSII adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip Islam, dengan slogan “Islam sebagai Dasar Negara”. PSII juga menjadi partai politik Islam terbesar dan terpengaruh pada masanya.
- Masyumi (1943). Masyumi adalah partai politik Islam kedua yang didirikan oleh kalangan Jepang pada tahun 1943 di Jakarta. Masyumi merupakan singkatan dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia, yang berarti “Dewan Pertimbangan Muslimin Indonesia”. Tujuan Masyumi adalah untuk menghimpun dan menyatukan seluruh organisasi-organisasi Islam di Indonesia dalam satu wadah politik, serta mendukung usaha-usaha kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang. Masyumi juga menjadi partai politik Islam terbesar dan tersukses pada masa demokrasi liberal.
Sumber:
(1) Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/30/060000269/pergerakan-nasional-di-indonesia-diawali-organisasi-budi-utomo.
(2) Pergerakan Nasional: Sejarah, Lahirnya, Masa Awal, Tujuan, Organisasi. https://www.studiobelajar.com/pergerakan-nasional/.
(3) Pengertian dan Contoh Pergerakan Nasional – Quipper Blog. https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/pergerakan-nasional/.
(4) 13 Organisasi Pergerakan Nasional: Pengertian, Tujuan, dan Tokohnya. https://www.gramedia.com/literasi/organisasi-pergerakan-nasional/.